Sabtu, 23 Januari 2016

Alasan ke-6: Karena manusia unggul datang dari kerja keras

Majalah Fortune Edisi 30 Oktober 2006 secara khusus mengupas hasil penelitian tentang rahasia keberhasilan manusia unggul, baik dari kalangan eksekutif maupun olahragawan. Bakat atau talenta ternyata bukanlah kunci satu-satunya seseorang menjadi sukses. Kerja keras, pelatihan yang menantang, dan pengorbanan yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama adalah kunci-kuncinya[i]. Bobby Fischer adalah contoh olahragawan yang berhasil mencapai gelar Grand Master catur di usia 16 tahun. Namun, selama 9 tahun dia berlatih secara intensif. Beberapa temuan ini menekankan pentingnya budaya unggul (culture of excellence) diterapkan sejak awal apabila ingin mencapai hasil terbaik.
“Budaya unggul” akan tercapai bila digerakkan visi yang akbar, kesanggupan warga berkorban, strategi yang cerdas, inovasi-inovasi kreatif, sikap antisipatif, dan didukung karakter ketekunan. Manusia unggul dilihat dari spritualitasnya, intelektualitasnya, dan etos kerjanya. Presiden SBY telah menyampaikan ini dalam beberapa kali kesempatan. Ia pernah berujar [ii], “Indonesia perlu memanfaatkan dan mengembangkan budaya unggul untuk kemajuan”. Olah raga memiliki nilai-nilai ini yaitu sportivitas, jiwa kompetitif, kerjasama, disiplin, kerja keras, dan kejujuran. Inilah kenapa sejumlah negara komunis menjadikan olah raga sebagai bagian dari pembangunan kebudayaan mereka.
Sikap senang bekerja keras mudah lahir apabila kita hidup di masyarakat dengan kultur yang sesuai. Cerita SH Sarundajang (Gubernur Sulut, wawancara dengan Kompas 13 Nov 2005), dikampungnya dulu petani sudah bangun pukul 4 pagi dengan tetengkoren yaitu bunyi-bunyian untuk saling membangunkan lalu ramai-ramai kerja di kebun. Ia melihat saat ini kultur tersebut telah pudar.


[i] Fritz E Simandjuntak. Sosiolog, Wakil Presiden Indonesia Marketing Association. “Budaya Unggul di Olahraga Baru Sekadar Mimpi”. Harian Kompas, 1 Desember 2006.
[ii] Disampaikan saat peluncuran buku Stephen R Covey “The 8th Habit: from Effectiveness to Greatness”. Kompas, 30 November 2005.