Sabtu, 23 Januari 2016

Alasan ke-11: Karena kerja keras datang dari cinta

Soichiro Honda (lahir 1906) adalah pengusaha mobil ternama di Jepang. Ketika pertama kalinya Soichiro melihat mobil, ia mengejar mobil itu dan berhasil bergayut sebentar di belakangnya. Ketika mobil itu berhenti, pelumas menetes ke tanah, dan ia cium tanah yang dibasahinya tersebut. Beginilah ”cinta”. Sejak saat itulah di dalam hatinya timbul keinginan untuk kelak membuat mobil sendiri.
Selama hidupnya Honda terkenal sebagai penemu. Ia memegang hak paten lebih dari 100 penemuan pribadi [i]. Yang pertama, ditemukannya ialah teknik pembuatan jari-jari mobil dari logam, karena sebelumnya mobil-mobil di Jepang masih pakai jari-jari kayu. Apakah pekerjaannya selalu berupa kesuksesan? Ternyata tidak. Ia mengakui bahwa yang ia buat tidak lain daripada kesalahan, serentetan kegagalan dan serentetan sesalan. Namun ia tidak pernah mengulangi kesalahan dan selalu berusaha sekuat mungkin untuk memperbaiki diri.
Contoh lain cinta dalam kerja adalah apa yang disebut dengan sikap mental menjadi ”penyapu jalan terbaik” [ii]. Martin Luther King Jr pernah mengatakan, ... ”Seandainya seseorang terpanggil menjadi tukang sapu, maka seharusnya ia menyapu sebagaimana halnya Michelangelo melukis, atau Beethoven mengomposisi musiknya, atau Shakespeare menuliskan puisinya. Ia seharusnya menyapu sedemikian baiknya sehingga segenap penghuni surga maupun bumi berhenti sejenak untuk berkata: Di sini telah hidup seorang penyapu jalan yang begitu hebat, yang melakukan pekerjaannya dengan demikian baik.”
Demikianlah pula sajak Rajawali oleh Rendra berikut:
”hidup adalah merjan-merjan kemungkinan, yang terjadi dari keringat matahari, tanpa kemantapan hati rajawali, mata kita hanya melihat matamorgana”
Secara filsafat, kerja merupakan realisasi diri manusia sepenuhnya dalam hidup ini. Ditinjau dari sisi ekonomi, kerja merupakan bentuk interaksi manusia merubah nature (alam) menjadi culture. Dari sisi sosiologis, terutama Karl Marx, kerja adalah  relasi sosial pertama dimana bekerja berarti bekerja sama. Kerja merupakan eksistensi manusia yang paling pokok dalam merealisasikan sejarah hidupnya. Kerja produksi merupakan sejarah pertama yang membentuk karakteristik masyarakat sebagai formasi sosial yang kemudian saling mempunyai relasi sosial yang menciptakan strata sosial dalam masyarakat. Intinya, kerjalah basis dunia ini


[ii] Herry Tjahjono. Corporate Culture Therapist & President The XO Way. “Menjadi Manusia Bebas”. Kompas Sabtu, 3 Januari 2009.