Minggu, 24 Januari 2016

Alasan ke-23: Karena shalat adalah bekal untuk menjalankan kehidupan di dunia

Kita paling sering mendengar dan ikut mengucapkan: “shalat adalah tiang agama”. Ingat: agama hadir untuk urusan dunia dan akhirat. Jadi, shalat adalah tiang untuk dunia sekaligus akhirat.

Shalat menimbulkan manfaat fisik dan mental sekaligus. Manfaat kejiwaan shalat adalah  memberikan ketenangan dan kedamaian bagi yang melakukannya, serta menuntun menjadi berdisiplin. Shalat juga dapat melatih kemampuan konsentrasi, membiasakan diri bersih, dan mengistirahatkan syaraf. Dalam hal mental, Nabi Muhammad SAW menjadikan shalat sebagai tempat berteduh dan peristirahatan hati sebagaimana dalam sabda beliau: “Telah dijadikan kelapangan ruhaniku berada dalam shalat”. Juga dalam hadits lain: ”Biarkanlah kami mendapatkan ketenangan dan kedamaian dengan shalat, wahai Bilal…”. Untuk urusan sosial, shalat memupuk silaturrahmi misalnya karena dilakukan secara berjamaah.

Manfaat fisiknya sangat banyak. Penelitian Dr. Abdurrahman Al-Umari  mendapatkan bahwa seorang yang rajin shalat akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam jiwa, yang diindikasikan keseimbangan produksi hormon dalam tubuh, sehingga memperlambat penuaan organ tubuh. Dalam gerakan shalat terjadi peregangan (stretching) yang melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Dengan shalat kita menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Pada shalat yang khusuk hatinya penuh dengan kecintaan pada Allah.  Ketenangan hati terus menerus diulang, mewujud dalam sifat dan perilaku yang santun, sabar dan bersahaja. Ada dimensi lahir dan bathin dalam shalat.
Menurut seorang ahli [i], duduk tasyahud (al-qaadah atau julus) menghentikan aliran pembuluh darah utama di tungkai, sehingga debit aliran darah ke otak dan lainnya meningkat, dan mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki. Pada saat berdiri, saturasi oksigen di tungkai 97-100 persen dengan denyut normal. Saat duduk dengan tekukan lutut lebih kurang 60 derajat, saturasi turun sampai 93 persen dan akhirnya denyut nadi hilang, saturasi tidak terdeteksi lagi. Aliran darah utama berhenti total. Ini berdampak pada bertambahnya aliran darah ke otak dan organ penting serta meningkatnya metabolisme, sehingga kita bisa berkerja dengan konsentrasi tinggi lebih lama. Pembuluh darah menjadi lebih elastis, sehingga dapat mencegah penyumbatan arteri, vena dan komplikasi penyakit diabetes berupa pembusukan kaki akibat gangguan pembuluh darah. Gerakan duduk ini ditiru Klub Gaya Hidup Ergonomis Tapak Iman dengan nama ”duduk pembakaran”.
Menurut Jameel Kermalli [ii], sangat banyak ganjaran untuk orang yang shalat. Shalat membuat amalan-amalan lain diterima dan menjadi tiang untuk amalan-amalan lain. Shalat akan menambah rezeki dan menjauhkan dari penyakit. Itulah kenapa kita diingatkan bahwa jadikanlah shalat sebagai penolongmu.
Sebuah riset di Amerika [iii] menegaskan, bahwa shalat dapat memberikan kekuatan terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya melawan berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker. Riset itu juga menegaskan adanya manfaat rohani, jasmani dan akhlak yang besar bagi orang yang rajin shalat. Tubuh orang-orang yang shalat jarang mengandung jumlah berlebihan dari protein imun antarlokin. Ini adalah protein yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua, serta mempengaruhi kekebalan tubuh, stres dan penyakit-penyakit akut. Para peneliti meyakini bahwa ibadah dapat menyugesti seseorang untuk sabar dan tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, misalnya: gerakan takbiratul ihram berhasiat melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Gerakan rukuk  bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. I’tidal yang merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.

Pada waktu sujud aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung yang sedang berada di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Maka, aliran ini berpengaruh pada daya fikir seseorang.

Duduk terdiri dari dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaannya terletak pada posisi telapak kaki. Keduanya juga memiliki manfaat medis. Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Sedangkan duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, gerakan ini akan mencegah impotensi.



[i] dr. Sagiran M.Kes., SpB. Dosen Fak Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Penulis ”Mukjizat Gerakan Shalat” dalam majalah ”Alhamdulillah it’s Friday”. 27 Agustus 2009.
[ii] Jameel Kermalli. 2007. Quantum Shalat: Metode Praktis Meraih Kekhusukan Shalat Dalam 30 Hari. Cet. 1. Arifa Publishing, Jakarta.