Rabu, 05 Januari 2011

Alasan ke-98: Karena Anda bisa jadi sufi sekaligus manajer yang sukses dalam waktu bersamaan

Saat ini ada trend dimana berkerja keras menjadi kenikmatan. Bukan lagi siksaan. Hal ini dijumpai pada kalangan eksekutif di perusahaan-perusahaan nasional dan dunia.
Dua orang peneliti, Gay Hendricks dan Kate Ludeman , menemukan lebih banyak orang-orang suci, mistikus, atau sufi di perusahaan-perusahaan besar atau organisasi-organisasi modern; bukan di wihara, kuil, gereja, atau mesjid. Hampir semua pengusaha dan eksekutif perusahaan-perusahaan sukses di AS yang diteliti oleh kedua penulis buku ini memiliki sifat-sifat yang biasanya dimiliki oleh para mistikus. Mereka sangat menjaga etika dan menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual. Mereka menghadirkan hati dan jiwa mereka dalam bekerja. Hendricks dan Ludeman menyebut mereka “Mistikus Korporat”. Merekalah pemimpin, eksekutif, dan pengusaha kaliber dunia yang tidak hanya sukses secara bisnis, melainkan juga meraih semuanya itu tanpa mengorbankan keseimbangan dan keselarasan hidup. Mereka orang-orang yang sejahtera, secara finansial dan spiritual.

Mereka disebut sebagai "sufi kota". Mereka mengenakan seuntai dasi dan bertakhta di perusahaan-perusahaan besar, tidak lagi di rumah-rumah ibadah . Berbeda dengan sufi ortodoks dan konvensional, sufi kota relatif terbuka, terpelajar, berpikiran rasional, kritis, dan inklusif di tengah perbedaan. Maklum, sufi kota ini diisi kalangan profesional, eksekutif sukses, pemimpin, dan pengusaha. Hendricks dan Ludeman dalam The Corporate Mystics, yang telah menyelenggarakan pelatihan kepada eksekutif papan atas selama lebih dari 25 tahun, membuat sebuah kesimpulan menarik: successful corporate leaders of the twenty first century will be spiritual leaders. Pemimpin perusahaan yang sukses di abad ke-21 akan menjadi pemimpin spiritual yang sukses.

Trend sufisme dan kebangkitan spiritual di kota dan perusahaan besar telah agak lama menarik perhatian. Di tingkat dunia, sebanyak 67 ribu pegawai Pacific Bell of California telah mengikuti pelatihan spiritual. Demikian pula dengan perusahaan kelas dunia seperti Procter & Gamble, TRW, Ford Motor Company, AT&T, IBM, dan General Motors. American Express, Bank Indonesia, Pertamina, dan BNI di Jakarta pun mengadakan Training Spiritualitas. Pelatihan Spiritual dan Pelatihan Kepemimpinan Pribadi Muslim. Pada spektrum lain, sufisme kota juga menggejala dengan begitu maraknya komunitas spiritual (spiritual community), dari Brahma Kumaris, Beshara, New Age, Metafisika Study Club, Anand Ashram, dan lain-lain. Juga tersaji pula hidangan spiritual yang siap santap, dari meditasi, reiki, chakra, yoga, kundalini, shambhala, hingga menu-menu tasawuf positif. “Mabuk spiritualitas” juga banyak menggejala di kalangan bintang Hollywood, demikian pula dengan semarak spiritual di jagat maya yang mudah kita temukan dalam bentuk grup-grup dan situs-situs internet. *****

Alasan ke-94: Karena bekerja banyak bukanlah siksaan, namun menghasilkan kesehatan

Ada anggapan selama ini bahwa orang-orang yang bekerja banyak, sebutlah lebih dari 45 jam per minggu, adalah pekerja kasar. Namun, saat ini kondisinya sudah berubah. Business Week edisi Oktober 2005 menemukan lebih dari 31 persen pekerja pria lulusan perguruan tinggi di AS lazim bekerja 50 jam atau lebih per minggu, dan sebagiannya bahkan sampai 60 jam. Angka ini naik dari 22 persen di tahun 1980. Pada tahun 1984, di Amerika hanya 58 persen wanita karier yang berkerja lebih dari 40 jam seminggu, namun jumlahnya meningkat di tahun 2004 menjadi 62 persen. Oprah Winfrey mengaku biasa bekerja 14-15 jam sehari, atau bisa 100 jam per minggu.

Konon pula di Cina, para manajer senior umumnya bekerja 60 jam pada enam hari seminggu. Meskipun 20 jam terhitung lembur, tapi mereka tidak menuntutnya karena menganggap memang sudah menjadi tugas mereka. Mereka mungkin sudah sampai pada tahap berkerja tanpa merasa “bekerja".

Gerak badan, yakni jogging, terbukti meningkatkan kapasitas otak. Tim peneliti yang terdiri atas para ahli syaraf di Jerman melakukan penelitian terhadap kemampuan mental para pecandu jogging selama beberapa pekan. Disimpulkan bahwa sewaktu kaki menjejak ke tanah, konsentrasi maupun memori visual meningkat. Setelah sesi jogging dua kali 30 menit, memori para jogger terhadap angka mengalami peningkatan, demikian pula dengan kemampuan mengingat gambar dan hal lainnya yang bersifat visual. Mereka yang rutin berjogging, akurasi respons mereka terhadap tugas-tugas tes visual lebih baik. Kuncinya ada di wilayah hippocampus dari otak yang bertanggungjawab atas sejumlah fungsi memori. Aktivitas fisik diyakini meningkatkan produksi sel-sel hippocampus baru dan sekaligus melindungi yang sudah ada. Itulah mengapa jogging memperkuat ingatan kita.

Penelitian lain oleh US National Institute di Maryland AS, menemukan bahwa beberapa hari mengerakkan kaki dapat menyebabkan pertumbuhan ratusan ribu sel-sel otak baru. Ini merangsang otak dan meningkatkan kemampuan mental, lebih mudah mengingat kenangan masa lalu, dan sekaligus memperlambat penurunan kemampuan mental di usia senja.
Kemampuan otak penting. Jumlah sel syaraf otak manusia pada umumnya sekitar 1 triliun sel. Yang membedakan antara jenius dengan orang biasa adalah banyaknya sel syaraf yang difungsikan. Sel syaraf otak akan banyak berfungsi jika semakin banyak cabang sel yang tumbuh. Manusia pada umumnya baru menggunakan 1-3 persen sel syaraf otak, sementara orang jenius bisa menggunakannya hingga 8 persen. Sebagai ukuran, seseorang baru menggunakan 1 persen otaknya bila mampu mengingat 13 deret angka sekaligus.

Lebih jauh, olahraga juga mampu menghindarkan dari resiko kanker payudara. Secara umum, aktivitas yang menguras kalori seperti olahraga dapat menghindarkan seseorang dari sakit jantung, kanker dan penyakit degeneratif lainnya. ******

Alasan ke-92: Karena kita diperintahkan serajin lebah

Lebah salah satu makhluk yang mengandung banyak hikmah. Sabda Rasulullah: Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya). Ada empat sifat lebah yang pantas ditiru: lebah hanya hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih, mengeluarkan yang bersih, tidak pernah merusak, dan bekerja keras dalam jamaah serta tunduk pada satu pimpinan. Lebah pekerja keras tiap saat. Tiada hari tanpa bekerja untuk hidupnya. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Al Insyirah: 7).

Lebah adalah tipe pekerja yang mengutamakan kolektivitas. Mereka bekerja dalam sebuah koloni. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri dan berkerja sendiri. Mereka bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika satu lebah mendapatkan sumber sari madu, ia akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Untuk kita, perintah bekerja dalam kejamaahan ini misalnya disebut dalam surat Ash Shaff ayat 4.

Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir, tetapi mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar dengan sangat rapi . Jika satu lebah saja begitu mengagumkan, apalagi jika ribuan lebah bekerjasama secara teratur. Mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan. Rata-rata, sekitar 60-70 ribu lebah hidup dalam sebuah sarang. Walaupun populasinya demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur.

Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, pejantan dan ratu. Lebah pekerja mengerjakan seluruh tugas dalam sarang. Sejak saat dilahirkan, mereka langsung mulai bekerja. Dan selama hidup, mereka melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Pada tiga hari pertama hidupnya mereka membersihkan sarang. Kebersihan sarang sangatlah penting bagi kesehatan lebah dan larva dalam koloni. Lebah pekerja membuang apapun bahan berlebih yang ada dalam sarang. Saat bertemu serangga penyusup yang tak mampu mereka keluarkan dari sarang, mereka pertama-tama membunuhnya, lalu membungkusnya dengan cara menyerupai pembalseman mayat dengan “propolis”. Lebah pekerja membuang kotoran dalam sel-sel yang telah ditinggalkan oleh para larva yang telah lahir, serta membersihkan sel penyimpan makanan. Mereka juga bertugas mengatur kelembaban dan temperatur di dalam sarang. Jika dibutuhkan, sarang didinginkan dengan kipasan angin melalui kepakan sayapnya di pintu masuk sarang.

Saat lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh lebah mulai berfungsi yang memungkinkan mereka untuk merawat larva. Tugas ini dijalankan lebah pekerja yamg berumur 3-10 hari. Mereka memberi makan larva dengan royal jelly dan campuran madu-serbuk sari.
Terakhir, ketika mencapai hari ke 10, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja mendadak telah matang sehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah lebah pekerja membangun sel-sel penyimpan madu dengan menggunakan lilin. Pembagian divisi yang berjalan sesuai dengan umur lebah pekerja ini disebut dengan age polytheisme . ******