Minggu, 24 Januari 2016

Alasan ke-12:-Karena ibadah mahdhah adalah tiang, ibadah ghairu mahdhah adalah bangunanya

Untuk ibadah mahdhah, keberhasilannya ditentukan bagaimana perilaku setelah ibadah tersebut dijalankan. Untuk haji yang disebut mabrur - meski tak seorang pun mampu memastikan – adalah bila pengamalan agamanya lebih baik daripada sebelum berangkat ke Mekah. Sepulangnya ia mesti lebih bertaubat, istiqamah, dan lebih taat. Naik haji menjadi titik tolak baginya kepada ke arah kebaikan. Perbuatan dan tingkah lakunya lebih baik dari sebelum berhaji. Haji yang mabrur akan berakhlak dan berbudi pekerti luhur, sopan dan santun, ucapannya baik, lemah lembut, dan semakin banyak menyebar manfaat. Kehadirannya dimanapun selalu positif, dibutuhkan, dan dinantikan. Urusan dunia tambah mutawari’, tambah zuhud, semakin hati-hati, lebih menjaga halal-haram, serta yang haq kan bathil. Jadi, saat turun pesawat di Cengkareng dari Mekah, belum dapat dinilai apakah hajinya barusan mabrur atau tidak.

Rasulullah SAW ketika ditanya tanda-tanda haji mabrur, beliau menjawabnya dengan dua hal, yakni senang memberi makan orang miskin dan menebar salam. Lihat, kedua ini adalah simbol kepedulian dan kedamaian. Keduanya adalah ghairu mahdhah.

Contoh berikutnya, untuk urusan sholat. Bukankah kita sering diingatkan para khatib: dirikanlah shalat !  Selain shalat merupakan media komunikasi antara sang Khalik dan hamba-Nya dan media mengungkapkan rasa syukur, sholat akan menjauhkan kita dari hawa nafsu setan. Takbir, ruku, sujud, dan salam; sering disebutkan baru sebatas menjalankan shalat, belum menegakkannya. Shalat disebut tegak apabila si pelakunya lebih disiplin dalam hidup sehari-hari, lebih menghargai peraturan, lebih menjaga kebersihan, lebih berkonsentrasi, dan lebih senang dengan kebersamaan. Kenapa demikian? Ya, karena shalat barulah latihan untuk menujunya. Dari ustadz di pengajian subuh, menurut seorang imam, katanya, kekhusukan shalat tidak ditentukan bagaimana perilaku selama shalat (dari takbir sampai salam), tapi bagaimana perilaku setelahnya. Nilai kekhusukan menjadi batal jika perilaku kehidupan kita tidak syariah.

Agar dapat disebut telah “mendirikan sholat” harus ada bukti aktual. Belum disebutkan shalat jika bibir masih penuh ucapan kebohongan misalnya, menipu, kasar, suka berkonflik, dan seterusnya. Ya, pada akhirnya yang kita tuju adalah dimensi sosial dari shalat. Ini lah maksud surat Al Ankabuut ayat  45: “sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar”. Shalat diakhiri dengan salam. Ini mengindikasikan bahwa setelah melakukan komunikasi dengan Allah, selanjutnya ia akan memproduksi kebaikan belaka kepada sesama manusia. Sesuai janji “salam” nya tadi ia akan bertindak santun dengan sahabatnya, tetangganya dan siapapun juga, menghormati tamunya dengan penuh perhatian, dan akan bertindak dan berta’aruf secara santun dengan saudaranya sesama manusia tanpa membedakan golongan dan agama. Semakin baik shalat, semakin besar kiprah kehidupan sosialnya. Lebih saleh, senang menolong, berhati longgar, dan berjiwa dermawan.

Demikian pula dengan syahadat. Kandungan kalimat syahadat memuat persaksian, ikrar, sumpah, dan juga janji. Dengan mengucapkan kalimat syahadat, berarti kita wajib menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan, bersedia menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut, siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam, dan berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT.


Kawan, syahadat yang benar bukan bagaimana ketepatan dan kehusyukan saat melafazkannya; tapi bagaimana merealisasikan janji dan ikrar tadi. Shalat yang benar juga tidak semata bagaimana ketepatan bacaan dan kekhusukan, tapi bagaimana merealisasikan ketaatan dan kepatuhan tadi dalam kehidupan sehari-hari. Haji yang mabrur juga tidak terbatas pada bagaimana kelengkapan dan kekhusukan selama di Mekah, tapi bagaimana perilaku setelah kembali dari baitullah. Ibarat handphone, ibadah mahdhah adalah saat anda men-charge baterainya, tapi kegunaan utama handphone adalah saat dipakai berbicara, mengirim SMS, dan seterusnya. 

******