Minggu, 24 Januari 2016

Alasan ke-38: Karena dunia harus kita kuasai, sebelum dunia yang manguasai kita

Kita sering memisah-misahkan antara dunia dan akhirat, antara kehidupan sosial dan agama, dan antara relasi manusia-manusia dan manusia-Tuhan. Sesungguhnya, keduanya dipisahkan tapi untuk disatukan. Al-Quran menuntut manusia agar aktif dalam mengarungi dunia ini. Kita ingat bahwa manusia terdiri daripada roh dan jasad, dan keduanya harus diseimbangkan. Kata al-hayaat dan al-mamaat di dalam al-Quran yang jumlah hurufnya sama yaitu enam, diulang sama banyak yaitu 145 kali.

Bukan yang penting shalat atau yang penting kerja. Hakikatnya yang betul adalah, shalat dikerjakan pada waktu shalat dan kerja dilakukan pada waktu berkerja. Nabi bersabda: ”Bukan yang terbaik di antara kamu yang mendahulukan akhirat sementara dunia ditinggalkan atau mendahulukan dunia sementara akhirat ditinggalkan. Yang terbaik di antara kamu adalah yang menghimpun keduanya”.
Berusaha menguasai dunia, tapi tidak menjadikan dunia menguasai diri kita. Dalam hal harta Rasul bersikap: “Akan kutaruh harta di tanganku, bukan di hatiku”. Rasullullah adalah bukti yang jelas. Rasullullah  adalah manusia yang paling mulia di dunia dan di akhirat. Ia lah insan Kamil, namun ia meraihnya seperti manusia lain: ia makan, minum, tidur, dan berkeluarga sebagaimana orang lain.

Untuk menjalankan dunia dengan benar, maka kita harus bertaqwa. Orang yang bertaqwa akan menyeimbangkan dunianya dan akhirat, keseimbangan dalam kehidupan rumah tangga dan urusan masyarakat, dan seterusnya. Orang yang bertaqwa boleh merasakan kenikmatan dunia juga. Dalam surat An Nisaa: 134 dikatakan bahwa di sisi Allah ada pahala di dunia dan di akhirat sekaligus. Kuncinya kita harus faham apa itu dunia, serta apa bagaimana corak kehidupan di dunia yang dibolehkan dan tidak dibolehkan.

Sikap muslim menghadapi dunia ini harus positif. Sebagai khalifah di bumi ia tidak boleh lari, namun ia harus “menguasai” dalam arti mengatur dan memakmurkan dunia. Manusia jangan merendahkan diri terhadap alam raya ini, karena Allah telah memuliakan dan melebihkan manusia terhadap makhluk yang lain. Agar dapat menjalankan tugasnya ini, maka manusia harus mengembangkan ilmu pengetahuan. Semua ilmu adalah ilmu Allah, kecuali ilmu hitam.


Dari Muadz bin Jabal, Nabi SAW bersabda: "Tuntutlah ilmu pengetahuan karena hal itu menandakan kita takut kepada Allah. Menuntut ilmu itu adalah suatu ibadah, sedangkan mengingatnya adalah tasbih, menganalisanya merupakan jihad, sementara mengajar merupakan petunjuk dalam menentukan mana yang halal dan mana yang haram bahkan menjadi pelita bagi jalan menuju syurga”. Ilmu adalah teman dikala takut, sahabat ketika sendirian, bahkan teman bicara dalam keterasingan. Ia merupakan petunjuk dikala susah dan senang, senjata ampuh dalam berhadapan dengan musuh tapi menjadi hiasan dan gubahan di waktu sunyi. 

Allah meninggikan derajat suatu masyarakat lantaran ilmu sehingga mereka menjadi teladan bagi yang lain, ide dan pemikiran mereka menjadi panutan, selalu ditemani malaikat yang mengusap-usap mereka dengan kelembutan sayapnya serta mendo'akan mereka. Setiap daun ranting dan riak-riak gelombang laut ikut memintakan ampunan bagi mereka, begitu pula semua hewan di darat dan di laut. Ilmu menghidupkan jiwa dari kebodohan yang mematikan, menerangi kita dari kegelapan, sehingga setiap orang akan mencapai
kedudukan dan derajat yang tinggi mulia di dunia dan di akhirat kelak.

******

Alasan ke-28: Karena berkerja akan menghapus dosa-dosa

Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak bisa terhapus oleh (pahala) shalat, sedeqah ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan” [i]. Jelaslah, betapa tingginya kedudukan berkerja dalam Islam, sehingga hanya dengan berkerja keras (sunguh-sungguh) suatu dosa bisa dihapuskan oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits Rasul SAW bersabda “Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena berkerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” [ii]. Selanjutnya: "Barangsiapa yang diwaktu sorenya merasakan kelelahan karena berkerja, berkarya dengan tangannya, maka di waktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya" [iii].

Alasan ke-29: Karena pekerja keras akan bertemu Allah dengan wajah berseri-seri

Di dalam satu riwayat disebutkan, bahwa orang yang memiliki profesi halal dan baik, akan bertemu dengan Allah SWT dengan wajah berseri-seri bagaikan bulan purnama. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa mencari kehidupan dunia yang halal dan baik, maka ia akan menjumpai Allah SWT dengan muka berseri-seri bagaikan rembulan purnama" [iv]. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: ''Siapa mencari dunia secara halal, membanting tulang demi keluarga dan cinta tetangga, maka pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya dengan wajah berbinar layak rembulan bulan purnama'' [v].

Alasan ke-30: Karena berkerja akan memudahkan terkabulnya do’a

Do’a akan dikabulkan Allah SWT jika makanan, pakaian, dan rumah yang kita tempati diperoleh dari jalan yang halal dan baik. Bagaimana cara mendapatkan itu semua? Tentu saja dengan berkerja yang halal pula.
Untuk dapat harta yang halal tidak bisa malas-malasan atau hanya berkerja sekedarnya. Orang bilang: ”saat ini, mencari harta yang haram saja sulit, apalagi yang halal”. Mahatma Gandhi menandai dengan serius hal ini. Ada tujuh dosa sosial, katanya, satu di antaranya adalah ”kaya tanpa berkerja”.

Alasan ke-31: Karena berkerja mendatangkan pahala

Pada suatu hari selepas shalat Jum’at, Khalifah Umar bertanya kepada sekumpulan jemaah yang bersantai di mesjid: ”Mengapa kamu masih berada di sini? Mereka menjawab: Kami adalah orang yang bertawakal kepada Allah”. Mendengar jawaban itu, Umar mengusir mereka keluar dari mesjid, sambil berkata: ”Jangan kamu berhenti berkerja untuk mencari rezeki, sedangkan Dia mengetahui langit belum pernah menurunkan hujan emas atau hujan perak”. Ini sesuai dengan firman Allah: ”Apabila kamu selesai mengerjakan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah (AI Jumuah: 9).

Alasan ke-32: Karena tawakkal hanya boleh setelah berusaha sekerasnya

Jangan salah memahami makna tawakkal. Tawakkal sering disalahartikan sebagai menyerah pasrah tanpa mau berusaha mengubah nasib. Sebagaimana kata Umar, bahwa "langit tidak menurunkan hujan emas atau perak." Artinya, tawakkal bukan bermakna kita meninggalkan ikhtiar dan usaha.

Suatu kali seorang pemuda bertamu ke hadapan Rasulullah. Ketika ia ditanya bagaimana untanya ditambatkan, ia menjawab bahwa ia tidak mengikatkan talinya karena ia bertawakkal. Sebaliknya, Rasullullah langsung menyuruhnya untuk mengikatkan dulu tali unta secara baik baru bertawakkal.

Alasan ke-33: Karena taubat tak cukup di lidah saja

Sebagaimana dalam Surat Al Baqarah ayat 60: ”Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya”. Taubat baru diterima jika kita sudah benar-benar meninggalkan kesalahan sebelumnya, dan melakukan hal positif sebaliknya. Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan berusaha meninggalkan pekerjaan yang jelek. Ada action yang anda harus lakukan, atau tidak lagi anda lakukan; tidak cukup dengan lisan saja meski seribu kali.

Alasan ke-34: Dengan berkerja kita berpeluang dicintai Allah SWT

Dalam sebuah riwayat digambarkan: Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mukmin yang giat berkerja [vi]. Cinta Allah baru tergapai hanya jika kita telah melaksanakan seluruh amanat dan ajaran al-quran dan sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta. Siapa yang mencintai Allah, maka Allah pun akan mencintainya. Imam Ibnu Qayyim menyebut ada 10 tahapan menuju cinta Allah, yakni membaca al-quran dengan merenungi dan memahami maknanya, mendekatkan diri dengan mengerjakan ibadah yang sunnah setelah mengerjakan ibadah wajib, terus-menerus mengingat Allah dengan hati serta lisan dan amalan, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada pada diri sendiri, mengenal dan merenungi kebesaran nama dan sifat Allah, memperhatikan nikmat dan karunia Allah yang telah diterima, menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah, menyendiri dengan Allah pada sepertiga malam terakhir, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan para shidiqin, serta menjauhi segala sebab yang dapat menghalangi antara dirinya dan Allah SWT.
Semua ini tidak mudah. Kita harus berusaha keras mengalahkan hati kita sendiri, mengontrol lisan, dan mengarahkan seluruh perilaku untuk menjalankan ke-10 syarat ini secara konsisten dari waktu ke waktu.

Alasan ke-35: Dengan berkerja kita dapat terhindar dari azab neraka
       
Pada suatu kali, Sa’ad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya kenapa tanganmu? Saad menjawab, karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku. Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata: ”inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka ” [vii].

Alasan ke-36: Karena muslim harus melaksanakan fungsi kekhalifahannya dengan sebaik-baiknya

Manusia adalah khalifah Allah di bumi. Di sisi lain kita ingat bahwa Islam diturunkan untuk kemaslahatan seluruh alam. Tugas kemasalahatan ini tentu ada di pundak muslim itu sendiri. Bagaimana mungkin tugas ini bisa ditunaikan jika muslim tidak menguasai ilmu pengetahuan, tidak berkerjasama dalam jaringan, tidak bermodal, dan tidak menjadi memimpin di dunia. Semua ini mesti diraih dengan berkerja keras, apalagi di abad ke-21 ini ketika bangsa-bangsa lain sudah jauh melaju di depan.

Alasan ke-37: Dunia adalah ladang untuk akhirat

Dunia yang harus dihindari adalah dunia yang bermewah-mewahan (hedonic life), sebagaimana Kaum ‘Ad di era nabi Hud. Saat ini tampaknya ada kekeliruan dimana ada ketakutan terhadap harta sehingga orang-orang takut kaya. Karena takut kaya, maka berkerja hanya secukupnya.

Suatu hari Rasulullah bertemu seorang sahabat yang kondisinya sangat memprihatinkan. Ketika ditanya, ia menjawab bahwa ini terjadi mungkin karena do’anya. Do’anya adalah: “Ya Allah berilah saya kesengsaraan dunia dan jadikan kesengsaraan dunia ini sebagai petunjuk bahwa saya akan mendapat kebahagiaan akhirat”. Mendengar jawaban itu Rasulullah bersabda dengan menunjukkan do’a yang lebih baik sebagaimana pada surat Al-Baqarah ayat 201: “Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Orang-orang beriman menjadikan dunia sebagai ladang untuk akhirat. Mereka berupaya meraih dunia dengan berpedoman pada nilai-nilai Illahi.

Beberapa bacaan menyebut bahwa salah satu penyebab lemahnya etos kerja muslim adalah karena kekeliruan memandang apa itu dunia dan apa itu akhirat. Keduanya seolah dipisahkan dengan hitam putih. Kekeliruan ini ikut menyebabkan kekeliruan pada turunannya, yaitu sikap terhadap harta, dan sikap terhadap kerja.


[i] Hadits riwayat H.R.Thabrani.
[ii] Hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Asakir.
[iii] Hadits riwayat HR.Thabrani dan Baihaqi.
[iv] Dalam buku Muqaddimah Dustur, hal. 278.
[v] Kitab Al-Ittihaf 5/414.
[vi] Hadits riwayat HR. Thabrani.
[vii] Hadits riwayat HR. Thabrani.

Alasan ke-27: Membaca Al-Quran akan melahirkan jiwa yang tenang, damai dan tenteram

Irama Al-Quran sejalan dengan metabolisme tubuh. Ini penting untuk menuju sehat. Definisi sehat menurut WHO adalah “a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.”
Seorang ahli [i] telah meneliti respon biologis dan kejiwaan manusia ketika mendengar al-quran dengan menggunakan seperangkat peralatan elektronik dan komputer. Responden terdiri atas muslimin yang bisa berbahasa Arab, muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab, dan non muslim yang tidak bisa berbahasa Arab. Hasilnya, 97 persen percobaan menemukan terjadi menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara spontanitas saat mendengar al-quran. Selain itu, 65 persen responden menunjukkan energi listrik yang ada pada ototnya lebih banyak turun pada percobaan saat mendengar bacaan al-quran, sedangkan untuk bacaan selain al-quran hanya 33 persen. Terjadi perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung yang lalu akan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

Percobaan dilakukan sebanyak 210 kali, dimana dibacakan kepada responden kalimat al-quran sebanyak 85 kali, dan 85 kali berupa kalimat berbahasa Arab bukan al-quran. Bacaan berbahasa Arab bukan al-quran disejajarkan dengan bacaan al-quran dalam lirik membacanya, melafadzkannya, dan responden tidak mendengar satu ayat al-quran selama 40 kali uji-coba. Metode pengujiannya dengan melakukan selang-seling bacaan, dan responden tidak tahu mana yang al-quran dan mana yang bukan.

Dari sisi ilmu kesehatan, ketegangan-ketegangan syaraf berpengaruh kepada disfungsi organ tubuh karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara syaraf otak dan otot. Dengan mendengar al-quran ketegangan syaraf menurun sehingga badan segar kembali. Stamina tubuh yang tinggi akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya.


[i] Penelitian dilakukan Dr. Ahmad Al-Qadhiy di wilayah Panama, Florida. Hasil riset dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-17 di Universitas Kedokteran Islam di Amerika di kota Sant Louis, Mizore, Agustus 1984. Beberapa hal yang dimonitor adalah suhu badan, melebar atau mengecilnya pori-pori kulit, perubahan-perubahan volume darah yang mengalir di kulit, serta detak jantung. Informasi ini dimuat dalam belasan bog, misalnya http://www.kajianislam.net/.....  dan juga pada http://blog.aldohas.com/.... 

Alasan ke-26: Karena puasa bukanlah siksaan, namun jalan untuk menuju sehat

Dari sisi mental, puasa baik untuk pengendalian hawa nafsu, pengembangan empati dan simpati, dan latihan jujur. Dari segi fisik, sangat banyak fungsi puasa. Puasa juga dijalankan ayam selama mengerami telur, ular, dan juga  ulat untuk lalu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Tujuan akhir puasa bagi muslim adalah taqwa, yaitu melaksanakan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Perintah dan larangan tentu saja dikerjakan di dunia ini, bukan nanti di akhirat.

Puasa menjadikan kita lebih sehat. Jika biasanya pencernaan kita berkerja 18 jam sehari tanpa henti, pada masa puasa ia beristirahat 12-14 jam. Implikasinya banyak, yaitu dapat mengurangi resiko terkena diabetes, darah tinggi, kolesterol tinggi, tukak lambung, hingga obesitas. Seperti dikutip Connectique: Pertama, puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme, karena tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Kedua, kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa, yang berarti kesempatan bagi kelenjar pankreas - yang menghasilkan insulin - untuk istirahat. Ketiga, menyehatkan sistem pencernaan karena lambung istirahat selama 12-14 jam.

Puasa juga akan mengurangi resiko terkena penyakit diabetes tipe-2. Dengan pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis, akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Hal ini akan meningkatkan sensitifitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah dan menurunkan suhu tubuh. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe-2, yaitu penyakit diabetes yang disebabkan hormon insulin tidak sensitif lagi mengontrol gula darah.

Saya punya pengalaman dengan orang tua (Bapak) sendiri. Ia telah menderita maag akut bertahun-tahun. Setiap telat makan siang, langsung berkeringat, pusing, dan gemetar. Sangat menderita. Sepintas, rasanya tak akan sanggup ia berpuasa seharian. Namun, setelah diniatkan secara penuh dan kuat, ternyata Bapak dapat menjalankan puasa dengan baik sampai maghrib.

Puasa mengurangi resiko stroke karena memperbaiki kolesterol darah. Puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL (yang positif) 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol (pembentuk kolesterol LDL yang merusak kesehatan) sekitar 20 titik.

Puasa akan meningkatkan daya tahan tubuh. Pengurangan konsumsi kalori akan mengurangi laju metabolisme energi, dimana suhu tubuh menjadi turun. Pengurangan konsumsi oksigen akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Sekitar tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen. Ini akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion superoksida (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2) yang secara alamiah terjadi dalam tubuh. Kelebihan radikal bebas oksigen tersebut akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, yang dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas tersebut. Puasa akan menekan produksi radikal bebas sekitar 90 persen dan meningkatkan antioksidan sekitar 12 persen. Jadi, puasa akan meningkatkan daya tahan tubuh, bukan membuat kita jadi lemah.

Kualitas sperma secara umum akan lebih bagus. Puasa meningkatkan fungsi organ reproduksi, menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, serta meningkatkan fungsi organ tubuh. Ia memberi kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun, kotoran, dan ampas yang bisa merusak kesehatan. Dengan puasa, tubuh mampu memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup.

Ketika seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku satu amalan yang Allah akan memberikan manfaat-Nya kepadaku dengan sebab amalan itu”. Jawab Rasulullah: “Berpuasalah, sebab tidak ada satu amalan pun yang setara dengan puasa”.

Puasa dapat mencegah dari kanker. Puasa berfungsi sebagai “dokter bedah” yang menghilangkan sel-sel yang rusak dan lemah di dalam tubuh. Rasa lapar yang dirasakan orang yang berpuasa akan menggerakkan organ-organ internal di dalam tubuh untuk menghancurkan atau memakan sel-sel yang rusak dan lemah tadi untuk menutupi rasa laparnya. Inilah saat yang bagus bagi tubuh untuk mengganti sel-selnya dengan sel-sel baru. Sebaliknya, puasa juga berfungsi menjaga badan dari berbagai penambahan zat-zat berbahaya, seperti kelebihan kalsium, kelebihan daging, dan lemak. Sakit persendian tulang pun bisa sembuh dengan berpuasa.

*****

Alasan ke-25: Seluruh gerakan shalat diciptakan Allah agar kita memperoleh kesehatan

Mari kita lihat satu persatu gerakan shalat dan bukti-bukti positifnya bagi kesehatan.  Shalat dimulai dengan takbiratul ihram yang terbukti melancarkan aliran darah, getah bening (limfa) dan memperkuat otot lengan. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah yang kaya oksigen menjadi lancar. Gerakan ini membuka rongga dada, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga. Kemudian, dengan mendekapkan kedua tangan di depan perut atau dada bagian bawah akan menghindarkan dari gangguan persendian khususnya pada tubuh bagian atas.

Penelitian membuktikan bahwa rukuk dan sujud sangat bagus untuk kesehatan hati dan urat nadi. Rukuk dan sujud akan menguatkan otot dan persendian karena dipakai bergerak, menguatkan tulang punggung dan mencegah agar tidak kering dan bengkok, menguatkan sendi-sendi kaki, mencegah penumpukan lemak dan menguatkan urat perut dan memperbaiki kinerja pencernaan.  Sakit punggung merupakan hal yang serius, dimana di Prancis ada 18-20 persen masyarakatnya menderita nyeri tulang dan nyeri punggung. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Dalam buku ”Mukjizat Gerakan Shalat”, Madyo Wratsongko MBA. mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemanas tubuh, membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung). Rukuk dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis belakang. Tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk.

Posisi rukuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Ketika posisi jantung sejajar dengan otak, aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi merelaksasi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk pun menjadi latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat. Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat sujud. Rukuk dapat menguatkan otot perut dan bermanfaat bagi pencernaan.
Sujud yang agak lama dapat mengurangi tekanan darah tinggi. Agar optimal dampaknya, sujud mesti dilakukan dengan agak lama. Nabi mengajarkan agar rukuklah dengan tenang (thuma'ninah), lalu bangunlah hingga berdiri tegak, lalu sujudlah dengan tenang, dan kemudian bangunlah hingga duduk dengan tenang.
Sujud juga dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalkan. Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Sujud juga menghindarkan gangguan wasir.

Sujud akan menyehatkan otak. Saat kepala lebih rendah dari pantat, pembuluh darah di otak menerima banyak pasokan darah, karena posisi jantung yang lebih tinggi memompa darah lebih optimal. Pasokan oksigen yang dibawa darah memacu kerja sel-sel otak.

Satu penelitian membuktikan bahwa sujud memperkuat tulang dan otot paha, tumit, dan kaki; sehingga terhindar dari nyeri persendian, tulang dan reumatik. Peredaran darah juga menjadi lancar terutama peredaran darah dari arah atas ke bawah. Dr. Faris Aazuri ahli penyakit urat syaraf dan persendian di Amerika menyatakan bahwa rukuk dan sujud akan menguatkan punggung dan mampu melenturkan urat-urat di sekitar punggung.

Menurut Dr. Mushthafa Al-Haffar sujud juga berpengaruh bagi rahim kaum ibu. Gerakan sujud menekan udara dalam perut menuju mulut. Sujud dapat sebagai latihan untuk memperkuat otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Gerakan sujud juga memudahkan persalinan.  Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut lebih besar dan kuat, secara alami ia lebih elastis. Sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
I’tidal yang divariasikan dengan rukuk merupakan latihan pencernaan yang baik, dimana organ-organ pencernaan dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian, sehingga pencernaan menjadi lebih lancar. Saat berdiri setelah rukuk, darah dari kepala turun kembali ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara tiba-tiba.

Selanjutnya, duduk antara dua sujud akan menyeimbangkan sistem elektrik dan syaraf keseimbangan tubuh, menjaga kelenturan syaraf paha bagian dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Saat iftirosy, yaitu dengan bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus ischiadius, menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, ini akan mencegah impotensi.

Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita. Saat duduk, terjadi konstraksi otot otot daerah perineum. Tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah tersebut. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

Terakhir, gerakan salam yaitu dengan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, maka terjadi relaksasi otot sekitar leher dan kepala yang menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah, jadi tak ubahnya sebagai relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah penting, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

*****

Alasan ke-24: Karena wudhu akan membuat kita lebih sehat

Wudhu mencegah kita dari berbagai penyakit kulit. Pengamatan dengan mikroskop mendapatkan bahwa pada orang yang berwudhu secara teratur rongga hidung mereka lebih bersih dari berbagai mikroba. Mikroba biasa masuk melalui ujung-ujung jari, sehingga kedua tangan menjadi sarang mikroba. Karena itu, sabda Rasulullah: ”Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidur, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke tempat air sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali”.

Tangan bagian atas, lengan bawah, serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah bagian yang paling lemah karena jauh dari pusat peredaran darah. Dengan membasuh dan menggosoknya akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut [i]

Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung menyatakan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, syaraf-syaraf dan otot menjadi rileks, menghindari kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur). Hal ini dikuatkan seorang pakar lain, bahwa membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi dan menurunkan emosi.



[i] Muhammad Kamil Abd Al-Shomad. Al-I’jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah.

Alasan ke-23: Karena shalat adalah bekal untuk menjalankan kehidupan di dunia

Kita paling sering mendengar dan ikut mengucapkan: “shalat adalah tiang agama”. Ingat: agama hadir untuk urusan dunia dan akhirat. Jadi, shalat adalah tiang untuk dunia sekaligus akhirat.

Shalat menimbulkan manfaat fisik dan mental sekaligus. Manfaat kejiwaan shalat adalah  memberikan ketenangan dan kedamaian bagi yang melakukannya, serta menuntun menjadi berdisiplin. Shalat juga dapat melatih kemampuan konsentrasi, membiasakan diri bersih, dan mengistirahatkan syaraf. Dalam hal mental, Nabi Muhammad SAW menjadikan shalat sebagai tempat berteduh dan peristirahatan hati sebagaimana dalam sabda beliau: “Telah dijadikan kelapangan ruhaniku berada dalam shalat”. Juga dalam hadits lain: ”Biarkanlah kami mendapatkan ketenangan dan kedamaian dengan shalat, wahai Bilal…”. Untuk urusan sosial, shalat memupuk silaturrahmi misalnya karena dilakukan secara berjamaah.

Manfaat fisiknya sangat banyak. Penelitian Dr. Abdurrahman Al-Umari  mendapatkan bahwa seorang yang rajin shalat akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam jiwa, yang diindikasikan keseimbangan produksi hormon dalam tubuh, sehingga memperlambat penuaan organ tubuh. Dalam gerakan shalat terjadi peregangan (stretching) yang melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Dengan shalat kita menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Pada shalat yang khusuk hatinya penuh dengan kecintaan pada Allah.  Ketenangan hati terus menerus diulang, mewujud dalam sifat dan perilaku yang santun, sabar dan bersahaja. Ada dimensi lahir dan bathin dalam shalat.
Menurut seorang ahli [i], duduk tasyahud (al-qaadah atau julus) menghentikan aliran pembuluh darah utama di tungkai, sehingga debit aliran darah ke otak dan lainnya meningkat, dan mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki. Pada saat berdiri, saturasi oksigen di tungkai 97-100 persen dengan denyut normal. Saat duduk dengan tekukan lutut lebih kurang 60 derajat, saturasi turun sampai 93 persen dan akhirnya denyut nadi hilang, saturasi tidak terdeteksi lagi. Aliran darah utama berhenti total. Ini berdampak pada bertambahnya aliran darah ke otak dan organ penting serta meningkatnya metabolisme, sehingga kita bisa berkerja dengan konsentrasi tinggi lebih lama. Pembuluh darah menjadi lebih elastis, sehingga dapat mencegah penyumbatan arteri, vena dan komplikasi penyakit diabetes berupa pembusukan kaki akibat gangguan pembuluh darah. Gerakan duduk ini ditiru Klub Gaya Hidup Ergonomis Tapak Iman dengan nama ”duduk pembakaran”.
Menurut Jameel Kermalli [ii], sangat banyak ganjaran untuk orang yang shalat. Shalat membuat amalan-amalan lain diterima dan menjadi tiang untuk amalan-amalan lain. Shalat akan menambah rezeki dan menjauhkan dari penyakit. Itulah kenapa kita diingatkan bahwa jadikanlah shalat sebagai penolongmu.
Sebuah riset di Amerika [iii] menegaskan, bahwa shalat dapat memberikan kekuatan terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya melawan berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker. Riset itu juga menegaskan adanya manfaat rohani, jasmani dan akhlak yang besar bagi orang yang rajin shalat. Tubuh orang-orang yang shalat jarang mengandung jumlah berlebihan dari protein imun antarlokin. Ini adalah protein yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua, serta mempengaruhi kekebalan tubuh, stres dan penyakit-penyakit akut. Para peneliti meyakini bahwa ibadah dapat menyugesti seseorang untuk sabar dan tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, misalnya: gerakan takbiratul ihram berhasiat melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Gerakan rukuk  bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. I’tidal yang merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.

Pada waktu sujud aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung yang sedang berada di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Maka, aliran ini berpengaruh pada daya fikir seseorang.

Duduk terdiri dari dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaannya terletak pada posisi telapak kaki. Keduanya juga memiliki manfaat medis. Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Sedangkan duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, gerakan ini akan mencegah impotensi.



[i] dr. Sagiran M.Kes., SpB. Dosen Fak Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Penulis ”Mukjizat Gerakan Shalat” dalam majalah ”Alhamdulillah it’s Friday”. 27 Agustus 2009.
[ii] Jameel Kermalli. 2007. Quantum Shalat: Metode Praktis Meraih Kekhusukan Shalat Dalam 30 Hari. Cet. 1. Arifa Publishing, Jakarta.

Alasan ke-21: Karena dunia adalah jembatan untuk ke akhirat.

Salah satu penyebab lemahnya etos kerja muslim adalah karena kekeliruan memandang apa itu dunia dan apa itu akhirat. Implikasinya adalah keliru pula dalam bersikap terhadap harta dan sikap terhadap kerja. Pada hakekatnya dunia dan akhirat menyatu sebagai sebuah sistem. Ia tidak terputus. Berkerja untuk urusan dunia dengan bersungguh-sungguh dan memakmurkan kehidupan dunia niatnya bukan semata-mata untuk kepentingan kehidupan di dunia dalam konteks hedonic life, tetapi juga untuk memenuhi tututan di akhirat. Dunia adalah sawah dan ladang tempat bercocok tanam untuk kehidupan akhirat. Dunia adalah tempat berhijrah untuk berkerja, beramal dan berkarya sebagai saham kebahagiaan hidup di akhirat.

Jadi, dunia tidak harus dimusuhi. Dunia inilah satu-satunya wadah, alat, sekaligus jembatan agar kita sampai ke surga nanti. Karenanya, perlu dihindari asketisme, yaitu pandangan atau sikap hidup yang menganggap pantang segala kenikmatan dunia dan menyiksa diri untuk dekat dengan Tuhan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, bahwa orang-orang yang menyediakan makanan dan kebutuhan lain untuk dirinya dan keluarganya lebih baik daripada orang yang menghabiskan waktunya untuk beribadat tanpa mencoba berusaha mendapat penghasilan untuk dirinya sendiri.

Jadi, amal dunia pada hakekatnya adalah amal akhirat juga. Dunia tidak boleh ditolak karena mementingkan akhirat dan akhirat juga tidak boleh ditolak kerana keperluan dunia. Kedua-duanya mesti diberi penghargaan yang sama. Seseorang yang berkerja dengan berorientasi akhirat akan dijamin kehidupannya di dunia. Barangsiapa mempunyai satu keinginan (yaitu kehidupan akhirat), niscaya Allah akan mencukupkan kehidupan yang diinginkannya di dunia [i].

Alasan ke-22: Karena “ibadah akhirat” sesungguhnya juga untuk dunia

Penelitian Dr. Andrew Newberg, profesor di bidang radiologi, psikologi, dan studi religi di University of Pennsylvania mendapatkan bahwa kelompok orang rajin beribadah memiliki lapisan otak lebih tebal dibanding yang jarang berdoa [ii]. Hal ini sangat menguntungkan, karena lapisan otak yang aktif membantu mempertajam daya ingat kita. Ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Robert Hummer sejak 1992. Sosiolog dan ahli demografi ini mengamati kelompok masyarakat yang rajin beribadah ke gereja dan yang tidak pernah sama sekali. Menurut Hummer, setelah delapan tahun, mereka yang termasuk dalam kelompok kedua memiliki risiko meninggal dua kali lebih tinggi dari kelompok pertama. Orang-orang yang rajin mengikuti kegiatan keagamaan umumnya punya kehidupan sosial yang lebih aktif. Mereka bersahabat, saling mendukung, dan saling mengingatkan untuk memeriksakan kesehatan.
Demikian pula dengan Prof. Dadang Hawari. Ia menyatakan bahwa intervensi religius adalah salah satu elemen penting yang mendukung proses penyembuhan [iii]
Intervensi dimaksud berupa aktivitas berdo’a dibarengi therapi medis, meliputi biologis, psikologis, dan sosial. Keterlibatan aspek spiritual dalam hidup seseorang sangat memengaruhi mekanisme kerja tubuhnya, secara fisiologis maupun psikologis.

Banyak penelitian mengungkap, keterlibatan aspek spiritual dalam hidup seseorang ternyata sangat memengaruhi mekanisme kerja tubuhnya. Artinya, orang-orang yang rajin melakukan kegiatan keagamaan, kekebalan tubuhnya lebih baik daripada mereka yang tidak beribadah. Penelitian juga mengungkapkan, memperbanyak waktu beribadah berguna menjaga kestabilan tekanan darah. Ini juga turut menurunkan resiko terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular. Sikap berserah diri dan memohon bantuan kepada Yang Maha Kuasa, terbukti sanggup membantu kita menghadapi berbagai masalah sehari-hari yang meresahkan. Dengan begitu, kegelisahan yang kita rasakan tak akan menumpuk hingga menjadi lebih berat.

Ibadah mahdah - terutama shalat dan puasa - paling sering dimaknai sebagai urusan akhirat. Orang melakukan  shalat dan puasa agar di akhirat mulus melangkah ke surga. Padahal begitu banyak orang sudah membuktikan bahwa shalat, puasa, membaca alquran, bersedekah, dan seterusnya memberi dampak yang langsung pada kehidupan sehari-hari di dunia. Manfaat tersebut berupa manfaat fisik, kejiwaan, maupun sosial. Manfaatnya sudah diperoleh disini dan saat ini.

Satu hal yang mungkin sering lupa, hampir semua “ibadah akhirat” dijalankan dengan gerakan fisik. Untuk shalat kita harus berdiri tegak, lalu rukuk, sujud, dan seterusnya. Demikian pula ibadah haji yang menuntut kesiapan fisik yang prima. Pelibatan fisik ini, selain bukti ketaatan anggota tubuh, akan memberi dampak positif yang tidak diduga. Ketaatan fisik yang pada awalnya adalah manifestasi kejiwaan, pada giliran berikutnya memperteguh ketaatan jiwa.



[i] Hadits riwayat HR. Hakim, Baihaqiy, dan Ibnu Majah.
[ii] Yang Religius, Kesehatannya Lebih Bagus. Kompas, 24 Agustus 2009. http://kesehatan.kompas.com/....
[iii] Ini ditulis dalam bukunya  ”Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik”. 

Alasan ke-18: Karena berkerja juga tergolong berjihad

Islam menyanjung tinggi nilai berkerja dan sangat benci terhadap sifat malas. Rasulullah menasihati umatnya agar senantiasa berdoa setiap pagi dan petang supaya menghindari penyakit malas. "Ya Allah lindungi aku daripada sifat lemah dan malas". Rasulullah bersabda: "Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban bagi setiap Muslim". Dalam hadits lain disebutkan: "Berusaha mencari rezeki selepas menunaikan shalat satu kewajiban selepas kewajiban solat". Begitu tinggi kedudukan mencari rezeki. Karena itu, Allah mengingatkan mengenai kewajiban shalat dan berkerja dalam satu ayat dalam surat Al Jumuah. Sabda Rasulullah: "Mencari rezeki halal itu laksana pahlawan yang berjuang di medan perang dan barang siapa yang tertidur keletihan karena kerja mencari rezeki halal, Allah mengampunkan dosanya ketika dia tertidur." Di kesempatan lain Rasulullah bersabda: "Mencari rezeki halal bagaikan berjihad di jalan Allah."
Saat ini kita banyak yang menyempitkan makna jihad [i]. Menurut Said Aqil Siradj - dosen UIN Jakarta dan Ketua PBNU- jihad termasuk membangun sesuatu bagi kebaikan banyak orang, seperti membangun jalan, jembatan, atau rumah sakit. Ini karena Islam bercita-cita membangun tamaddun (= peradaban) melalui ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan akhlak mulia.
Inilah pula kenapa orang yang membiayai para janda dan orang miskin disebut bagaikan seorang pejuang di jalan Allah, dan bagaikan orang yang selalu menjalankan shalat malam tanpa henti atau bagaikan orang yang selalu berpuasa tanpa berbuka [ii]. Dalam hadits lain terbaca perintah: jumpailah Allah dengan berbakti pada orang tuamu. Apabila engkau telah melakukannya, samalah dengan berhaji, berumrah, dan berjihad. Hadits riwayat Ahmad: ”Apakah saudara-saudara sekalian suka ceritakan siapa yang diantaramu yang sangat aku cintai dan nanti di hari kiamat duduk terdekat dengan aku? Tatkala yang hadir serempak menjawab ingin, maka dia berkata: ”orang-orang yang baik tingkah lakunya””.

Alasan ke-19: Karena mencontohkan dengan melakukan langsung adalah bentuk nasehat yang lebih efektif dibanding bicara.

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah berasal dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Ada beberapa bentuk dakwah, yaitu dakwah fardiah untuk jumlah yang kecil dan terbatas, dakwah ammah dengan memanfaatkan media lisan, dakwah bil-lisan melalui ceramah atau komunikasi langsung, dan dakwah bil-haal yang lebih mengedepankan perbuatan nyata. Dakwah bil-hasl dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-mad'ulah) mengikuti jejak perilaku si juru dakwah, dan diyakini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Saat pertama Rasulullah SAW tiba di kota Madinah, beliau menerapkan dakwah bil-haal dengan misalnya mendirikan Mesjid Quba dan mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Suri tauladan atau memberi contoh merupakan pendekatan yang dipilih Rasulullah SAW untuk mengubah karakter ummat. Dan Ia berhasil melakukannya hanya dalam tempo 23 tahun.
Dakwah bil haal disebut pula dengan “dakwah pembangunan” [iii], karena  dakwah ini dipandang lebih efektif ketika dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan.   Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwahnya tidak hanya bertabligh, mengajar, atau mendidik dan membimbing, tetapi juga sebagai uswatun hasanah. Ia memberikan contoh dalam pelaksanaanya, serta sangat memperhatikan dan memberikan arahan terhadap kehidupan sosial ekonomi seperti bertani, berternak, dan berdagang.  Dalam dakwah bil-haal, aktivitas tidak hanya berpusat di mesjid-mesjid, di forum-forum diskusi, pengajian, dan semacamnya; namun di lapangan kehidupan secara langsung. Dakwah ini berlangsung di pemukiman kumuh, di rumah-rumah sakit, di kapal laut, di pusat-pusat perdagangan, ketenagakerjaan, dan di pabrik-pabrik. Dakwah bil- haal mencakup perbuatan nyata berupa uluran tangan oleh si kaya kepada si miskin, pengayoman hukum, dan sebagainya. Ketika perut lapar dan belum ada makanan masuk perut, yang dibutuhkan tentu bukan nasehat-nasehat. Maka berbagai bantuan materi berupa pangan gratis, susu, pakaian, pengobatan  cuma-cuma, modal usaha, dana bantuan untuk pembuatan infrastruktur publik, dan beasiswa sekolah; tergolong sebagai dakwah bil-haal.
Allah SWT murka pada orang yang banyak menyuruh orang lain namun ia sendiri tidak melakukannya. "Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah bagi orang yang berkata-kata apa-apa yang tidak diperbuatnya" (Ash Shaaf: 3).

Alasan ke-20: Karena ada siang dan ada malam.

Allah telah menyediakan siang dan malam untuk diisi dengan aktivitas yang bersesuaian (Al An’am: 60), yaitu tidur di malam hari dan berkerja di siang hari. Tidur yang optimal di malam hari sangat penting dan merupakan sunatullah. “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (Al Furqaan: 47). Rasulullah tidur di awal malam dan bangun di awal sepertiga malam terakhir.
Malam hari adalah saat dimana tubuh kita melakukan proses detoksifikasi (pembuangan racun), yang beberapa di antaranya harus berlangsung dalam keadaan tidur. Mulai jam 9 sampai 11 malam terjadi detoksifikasi di bagian sistem antibodi kelenjar getah bening, 2 jam berikutnya proses detoksifikasi di bagian hati, dan dilanjutkan 2 jam berikutnya detoksifikasi di bagian empedu. Sepanjang waktu ini ini, detoksifikasi akan optimal jika kita tidur secara pulas. Lalu, dari jam 3 sampai 5 pagi berlangsung detoksifikasi di bagian paru-paru, karena itulah kita sering batuk-batuk pada durasi waktu ini. Terakhir, dari jam 5 sampai 7 pagi terjadi detoksifikasi di bagian usus besar, sehingga kita mudah sekali buang air kecil, dan mestinya kita bisa buang air besar secara teratur di waktu ini.



[i] Teror Itu Bukan Ajaran Islam. Harian Kompas, 23 Agustus 2009. Hal 12.
[ii] Hadits Shahih Muslim No.5295, riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu.

[iii] Quraish Shihab. 1992. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Penerbit Mizan, Bandung.