Selasa, 05 April 2016

Berkerja adalah Sesuatu yang Fitrah dan Amanah



Berkerja adalah fitrah manusia. Frase ini benar adanya, baik dari sisi fisik biologi, ekonomi, sosial, dan religius. Susunan tulang, otot, syaraf dan sistem pencernaan manusia hanya akan berjalan baik bila fisik kita digerakkan dengan cukup setiap hari. Demikian pula dengan sisi ekonomi dan sosial. Kerja dan hasil kerja lah yang memposisikan seseorang di tengah masyarakatnya. Posisi dan derajatnya datang dari itu. Demikian pun dalam menjalankan agama yang dianutnya. Berkerja  pada intinya adalah fitrah dan sekaligus amanah. Karena itulah manusia dilahirkan ke bumi. Rasulullah SAW bersabda: Khairunnas anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain [1].
Manusia dilabeli homo faber atau "Man the Maker" untuk menyebut nama biologis dari manusia. Maknanya adalah humans as controlling the environment through tools. Manusia adalah makhluk pekerja. Bekerja bukan semata-mata demi uang, tapi terutama untuk mengaktualisasikan diri kita. Biologisnya manusia adalah berkerja, kerja fisik maupun kerja otak. Saya pernah membaca tapi lupa dimana, bahwa pada hakekatnya tugas hidup manusia adalah ”berkarya”.
Dalam fisika, ”bergerak” adalah jika kedudukan satu benda berubah dari titik tertentu. Jika seseorang naik sepeda dari titik A menuju B, ia bergerak terhadap A, namun terhadap sepeda ia tidak bergerak. Jadi, jika kita sehari-hari melulu berkerja dengan kecepatan kerja tertentu, dan tidak pernah berubah, atau tidak ada percepatan; maka dapat disebut kita tidak bergerak. Sebuah puisi Afrika berikut begitu kontekstual.

”Singa atau Rusa” 
Seekor rusa bangun.... 
Sang rusa mengetahui
bahwa dia harus
Berlari lebih cepat
Dari singa yang tercepat
Atau dia akan mati
Dan menjadi makanan
Buat sang singa
 
Tiap pagi
Seekor singa bangun....
Sang singa mengetahui
Bahwa dia harus
Berlari lebih cepat  
Dari rusa yang paling lambat
Atau dia akan
Mati kelaparan
 
Tak peduli anda ini
Singa atau rusa
Karena apabila  
Anda bangun besok pagi
Anda harus berlari....
Dan berlari....

Alasan ke-58:  Karena gerak lah inti kehidupan di dunia
Semua benda di alam ini bergerak. Itulah kenapa dunia ini hidup. Bahkan gunung pun bergerak. Gunung tidaklah diam, ia berjalan sebagai jalannya awan  (An Naml: 88). Tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan, sekarang disebut ilmuwan dengan istilah ”continental drift” (gerakan mengapung dari benua) [2] .
Perubahan struktur tanah selalu dialami oleh lapisan-lapisan tanah termasuk gunung. Pergerakannya tentu dalam tempo yang lambat, yakni dalam satuan centimeter atau milimeter per tahun atau ribuan tahun.  Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Ilmuwan percaya bahwa pada masa awal terbentuknya bumi dulu benua-benua pada permukaan bumi menyatu, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda saling menjauh sehingga terpisah. Bagian bumi di Amerika apabila ditumpukkan dengan bagian bumi Afrika, maka sisi Timur Amerika Latin seperti dua potongan puzzle yang dipasangkan dengan sisi barat Afrika. Kecocokan bentuk ini dipakai oleh ahli geologi untuk melahirkan teori tentang pergerakan lempeng benua. Bumi terdiri dari banyak lempeng-lempeng yang satu sama lain bergerak dengan arah tertentu.
Para ahli geologi percaya bahwa sekitar 500 juta tahun lalu seluruh  daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Pangaea lalu terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Satu bagian disebut Gondwana yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India; dan lainnya adalah Laurasia yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Bagian demi bagian bergerak secara terus-menerus dengan kecepatan 1 sampai 5 cm per tahun [3]. Akibat pergerakan ini, luas daratan dan lautan pun ikut pula berubah-rubah setiap waktu. 
Pembukaan Selat Sunda misalnya dipercayai dimulai sejak 13 juta tahun yang lalu, kemudian makin cepat 10 juta tahun lalu, dan makin cepat lagi sekitar 5 juta tahun lalu. Pergerakan maksimum sejak 5 juta tahun lalu mencapai 50-70 km, atau rata-rata 7 cm per tahun [4]. Tanpa sadar, sebenarnya pulau Sumatera dan Jawa tiap saat saling menjauh.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia. Ketiganya bergerak saling menumbuk. Akibatnya, terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, serta sebelah Utara Kepulauan Maluku dan Papua. Faktor inilah yang membuat wilayah kita rawan gempa. Blok batuan di kawasan lempeng Indonesia telah mengalami dislokasi atau  pergeseran sejauh 100 cm ke daratan benua Asia. Ada perbedaan relaksasi pergerakan blok-blok patahan. Blok gempa di Pantai Barat Sumatera cenderung ke arah Barat Laut dan memotong ke arah Tenggara ke daratan Sumatera, blok gempa dipatahan Laut Jawa bagian Utara dan Selatan bergerak ke Timur Laut lalu ke arah Barat daya, dan blok patahan di Nusa Tenggara hingga ke Laut Arafuru bergerak ke Timur ke Utara atau Timur ke Tenggara. Misteri pergerakan ini telah menimbulkan dampak yang tidak bisa ditebak, rumit dan saling menekan dan kadang-kadang memotong dan membebani blok-blok yang sudah hancur.
Gempa Bengkulu dan Sumatera Barat tahun 2008 mengakibatkan semakin tertekannya patahan Semangko, serta pergeseran patahan Sianok dan patahan Sumani sejauh 80 cm. Rangkaian gempa mengubah posisi letak koordinat wilayah beberapa pulau-pulau di sepanjang Pantai Barat Sumatera karena ada perubahan batimetri atau topografi kelautan oleh pengangkatan kerak batuan.
Gerak adalah inti kehidupan. Terjadinya manusia dimulai ketika sperma bergerak untuk menyatu dengan ovum, lalu dilanjutkan gerak membelah jadi  dua, empat, dan seterusnya. Setelah mengandung roh, organ-organ biologis berfungsi. Berfungsi atau tidaknya diindikasikan dari apakah ia berdenyut, mengalir, dan bergerak.  Dalam kandungan, gerak jantung bayi merupakan satu indikator penting yang diperhatikan untuk mengetahui perkembangannya. Saat bayi lahir, salah satu indikator biologisnya adalah juga gerak. Selincah dan sekuat apa geraknya. Seterusnya, sampai di ujung usia, gerak tetap menjadi penentu baik prestasi, kesehatan, rezeki, dan mungkin juga usia [5] .
Setelah tutup usia pun rupanya gerak terus berlanjut. Roh bergerak meninggalkan jasad dengan pengelanaan baru yang mesti dijalaninya. Sampai kemudian pada kehidupan akhir yang tak berujung.
Alam hidup karena ada gerak. Kesuburan alam sangat tergantung pada gerak air. Air bergerak dari atas ke bawah dan kembali ke atas berupa uap. Alam mikro kosmos sampai makro kosmos semua bergerak. Bumi bergerak pada porosnya, juga bergerak mengitari matahari, bulan bergerak mengitari bumi, matahari bersama planet-planetnya bergerak mengitari pusat Galaksi Bima Sakti, dan galaksi lain juga saling bergerak. Saat ini dipercaya mereka bergerak saling menjauhi satu sama lain dalam struktur ekspansi alam semesta. Awal terbentuk alam semesta adalah gerak yang dahsyat yang disebut ”big bang”.
Gerak di langit begitu rapi dan menakjubkan, padahal terjadi dalam sistem yang maha luas. Seberapa besar sistem tata surya? Diameter matahari adalah 103 kali diameter bumi [6], padahal diameter bumi adalah 12.200 km. Jika bumi sebesar kelereng, maka matahari sebesar bola sepak. Benda yang mewakili planet terluar harus diletakkan beberapa kilometer dari bola sepak. Meskipun tampak begitu besar, tata surya sungguh kecil dibandingkan dengan galaksi Bima Sakti, tempat tata surya berada. Terdapat lebih dari 250 miliar bintang di dalam Bima Sakti. Matahari terletak lebih ke tepi pada galaksi dengan bentuk spiral ini. Beberapa bintang mirip dengan matahari, yang lain lebih besar atau lebih kecil. Bintang terdekat dengan matahari adalah Alpha Centauri. Jika kita akan meletakkan Alpha Centauri ke dalam model tata surya kita (bola dan kelereng tadi), maka model bintang ini harus diletakkan 78.000 km dari bola. Bima Sakti hanyalah satu dari sekian banyak galaksi. Ada 300 miliar menurut perhitungan terakhir. Dan jarak antargalaksi adalah jutaan kali jarak matahari dan Alpha Centauri. Setiap galaksi di alam semesta adalah bukti struktur teratur yang ada di mana-mana. Sistem-sistem yang luar biasa ini, dengan rata-rata 300 miliar bintang di setiap sistem, menunjukkan keseimbangan dan keselarasan nyata.
Gerak adalah juga inti dari konsep entropi dan keteraturan. Menurut Hukum Kedua Termodinamika, jika sesuatu benda dibiarkan (= tidak bergerak) maka sistem yang teratur akan menjadi tidak stabil atau berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu. Artinya, terjadi peningkatan entropi. Ketidakstabilan secara langsung terkait dengan entropi sistem tersebut. Mobil yang ditelantarkan akan cepat rusak dan memburuk. Sesuai dengan hukum ini, jika sesuatu dibiarkan begitu saja akan berkurang kestabilannya dan berkurang keteraturannya.
Tumbuhan pun bergerak. Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indera, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis.
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut tropisme, yang lalu dibedakan menjadi gerak fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan tigmotropisme. Lalu, gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, yang berdasar jenis rangsangan dibagi menjadi gerak fotonasti, termonasti dan tigmonasti. Sedangkan gerak taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat adanya rangsangan yang umum terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. Ia disebut fototaksis bila dirangsang oleh cahaya, dan kemotaksis karena berbagai zat kimia.
Demikian pula air. Air bukan dikelompokkan sebagai makhluk hidup. Tapi, apa benar demikian?
“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup” (surat Al Anbiya: 30). Dr Masaru Emoto (Jepang) membuktikan bahwa air mampu merespon kata-kata yang diucapkan manusia serta suara. Hasil penelitiannya dipresentasikan pada bulan Maret 2005, dan didokumentasikan dalam buku The True Power Of Water. Air ternyata “hidup”, dapat merespon, dan bisa berkomunikasi. Dr. Masaru Emoto menunjukkan foto kristal heksagonal sangat sempurna. Air yang diberi informasi akhlak buruk akan merespon dengan merusakkan strukturnya menjadi tidak beraturan. Sebaliknya, air yang diberi informasi akhlak baik akan merespon dengan membentuk pola heksagonal yang terbukti merupakan struktur air paling baik dan paling sehat.
Air bisa mendengar kata-kata, membaca tulisan, dan mengerti pesan dan serta merekam pesan seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa menransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Air murni yang dido’akan, lalu didinginkan sampai minus 5 derajat Celcius, kemudian difoto sedemikian rupa; ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah.
Temuan ini semestinya tidak mengagetkan kita. Air yang telah dido’akan atau dibacakan do’a sering digunakan oleh Rasulullah SAW untuk pengobatan.  Air tadi biasa diminum atau dipercikkan ke tubuh orang yang sakit. Metode ini juga sering dipraktekkan para tuangku (ulama) di kampung saya.
Kaitan dengan ini, kita ingat bahwa sekitar 70 persen tubuh manusia memang terdiri atas air. Otak disusun oleh 74,5 persen air, sedangkan di darah ada 82 persen  air, bahkan tulang yang keras pun mengandung 22 persen air. Implikasi dari temuan si Doktor di atas:  itulah mengapa doa, fikiran, dan kata-kata positif akan dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Air yang ada di tubuhnya mendengar dan merespon.

Alasan ke-59: Karena agar sehat, manusia harus menggerakkan badan dan fikirannya
Untuk sehat seseorang harus membakar sekian kalori sehari. Dan itu artinya ia harus bergerak. Tepatnya adalah bangun dari tidur, bangkit dari duduk, berjalan, berlari, memotong, memikul, mengayuh, memanggul, dan seterusnya. Itulah aktivitas yang sehat. Kita  harus banyak bergerak, karena tubuh kita terdiri dari 30 persen otot, 15 persen tulang belulang, dan 2 persen otak [7]. Otot yang sehat, tidak kaku, dan kuat; adalah otot yang banyak digerakkan. Selain untuk fisik, berolahraga melepaskan hormon endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik.
Menjaga berat badan agar tetap langsing penting untuk penyelamatan bumi kita [8]. Emisi dari transportasi akan rendah jika semua kita kurus. Diperkirakan bahwa sebuah populasi yang berisi 1 milyar orang kurus akan menghasilkan semilyar ton karbon lebih sedikit per tahun dibandingkan dengan populasi yang berisi orang gemuk. Artinya, satu orang kurus menghasilkan 1 ton karbon lebih sedikit.
Meningkatnya angka kasus kegemukan (obesitas) di satu wilayah selaras dengan meningkatnya jumlah pelahap. Mereka membutuhkan produksi makanan lebih banyak. Inilah penyebab terbesar emisi gas CO2 yang membuat global warming. Produksi makanan sekurangnya menumbang seperlima dari jumlah gas-gas rumah kaca. Setiap lemak yang terdapat dalam diri seseorang yang kegemukan bertanggung jawab atas keluarnya satu ton karbondioksida setiap tahun. Itu artinya miliaran ton CO2 setiap tahunnya tercipta. Belum termasuk karena kemalasannya, dan kebiasaan yang lebih suka mengendarai mobil sehingga emisi dari gas buang kendaraan pun bertambah banyak, dan kebiasaan duduk nyaman di ruang ber-AC.
Tidak heran jika kemudian sebuah produk susu kesehatan mengangkat konsep iklan ”berjalan 10 ribu langkah sehari”. Iklan yang disiarkan di banyak TV ini menyebut bahwa untuk membantu tulang kuat, minumlah susu dimaksud, kemudian berjalanlah 10.000 langkah setiap hari. Tentu saja, karena jika jarak satu langkah rata-rata setengah meter, itu sama jaraknya dengan 5.000 m atau 5 km. Ini sudah tergolong jarak jauh dalam olah raga lari. Dalam terminologi lomba atletik, lari jarak pendek adalah untuk jarak 100-400 m, jarak menengah 800-1500 m, dan lari jarak jauh 3000 m atau lebih.
Manusia melangkah dengan menggunakan prinsip gerakan pendulum [9]. Pendulum mengubah energi gerak yang mengayunnya menjadi energi potensial gravitasi dalam gerakan harmonik sederhana. Manusia meniru konsep pendulum untuk berjalan dan melangkah, tetapi gerakan yang dilakukan manusia merupakan sistem pendulum yang tidak sempurna karena konversi energi hanya mencapai 65 persen (energi hilang mencapai 35 persen). Ini berarti bahwa manusia membutuhkan pasokan energi (dari makanan) untuk menggantikan energi yang hilang tersebut. Energi yang hilang disebabkan aktivitas otot-otot kaki yang saling berkontraksi untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kekuatan dan arah energi saat melangkah.
Pada saat kaki menyentuh permukaan tanah, terjadi gerakan memutar ke dalam (pronate). Gerakan ini meregangkan otot kaki sehingga bersifat seperti pegas yang berusaha beradaptasi dengan permukaan tanah dan menghindari terjadinya patah tulang akibat tumbukan antara kaki dengan tanah. Saat kaki terangkat kembali dari tanah, terjadi gerakan memutar keluar (supinate) yang menyebabkan tegangnya otot-otot kaki sehingga bersifat seperti pengungkit kaku yang dapat mendorong kaki lepas dari permukaan tanah.   Kontraksi pada otot-otot kaki ini membutuhkan energi panas yang diambil dari energi yang seharusnya dikonversikan dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaliknya.
Jalan kaki secara teratur dapat menghindari diabetes. Dengan melakukan joging atau jalan kaki sebanyak 7500 langkah perhari bagi yang memiliki berat badan ideal, atau paling sedikit berjalan selama 30 menit; cukup untuk membakar kalori yang ada dalam tubuh. Setiap 25 langkah yang dilakukan akan dapat membakar sebesar 1 kalori. Pembakaran ini lebih besar dibandingkan dengan beraktifitas secara normal yang hanya akan membakar kalori sekitar 10-20 persennya saja. Pembakaran kalori lebih besar jika berjalan di atas pasir atau kerikil.
Gerak fisik bagi anak umur 2-5 tahun harus dioptimalkan. Permainan anak melatih sensor motorik, dimana terjadi koordinasi antara  visual, sensorik dan motorik yang bagus. Dengan banyak bergerak, koordinasi antara sistem syaraf akan sempurna. Ini akan meningkatkan kemampuan menulis dan membaca anak, dan menjauhkan dari obesitas. Dengan bermain kemampuan emosi anak terasah, karena anak belajar mengungkapkan rasa senang, bahagia, sedih, dan marah.
Alasan ke-60: Berkerja adalah fitrah sehingga manusia dihadirkan ke dunia.
Dari banyak kultur di masyarakat, berkerja selalu dipandang hal yang luhur. Sebagai contoh, karya-karya awal sosiolog Karl Marx yang menampilkan filsafat kerja menyebut bahwa hakikat manusia adalah kerja, dan kerja merupakan aktualiasasi diri. Kerja lah yang membedakan manusia dengan binatang. Hanya dengan berkerja segenap potensi manusia bisa berkembang secara optimal. Artinya, melalui kerja  di dunia lah manusia termanusiakan. Posisi dan status yang akan ditempati seseorang adalah implikasi dari hasil kerjanya. Biografi orang-orang sukses telah membuktikan tesis ini.
Pada masyarakat Hindu misalnya, dikenal wangsa Brahmana untuk kalangan agamawan, wangsa satria untuk para ningrat, dan wangsa waisya untuk orang biasa. Untuk kelompok waisya makin ahli tangannya, makin rajin kerjanya, serta makin hemat; maka makin berhasillah usahanya dan banyaklah hartanya. Karena itu, etik waisya adalah tekun bekerja dan hemat.
Dalam bentuk lain, Amerika kita kenal sebagai masyarakat yang strukturnya cenderung terbuka. Perantau Asia telah membuktikan ini. Saat ini, peranakan Asia di Amerika banyak menempati posisi di perguruan tinggi. Ini semata-mata karena mereka lebih rajin dan tekun bekerja dan berlajar.

Alasan ke-61: Karena Allah ingin kita bangga dengan diri kita sendiri.
Kalimat ini begitu akrab di telinga kita: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Ar Ra’d: 11). Betapa kita merasa akan sangat berharga karena apa yang kita peroleh dicapai sedikit banyak dari usaha kita sendiri. Coba bayangkan, jika apa-apa yang kita peroleh cukup dengan menadahkan tangan belaka, dan langsung diperoleh seketika.
Kisah Umar bin Khattab[10] berikut memperkuat kita. Ya Allah, aku tahu, emas dan perak tidak akan turun sketika dari langit dalam bentuk hujan. Ia harus dijemput dengan kerja keras. .... Aku lihat seorang laki-laki yang membuatku terkesan, maka aku bertanya ’apakah dia mempunyai pekerjaan (yang ia bisa mendapatkan uang) ?’. Maka jika mereka berkata tidak, kemudian dia jatuh dari mataku (dan aku tidak menghormatinya) . Demikian pula hadits berikut [11]:  uang ini hijau dan enak, maka seseorang yang mengambilnya dengan hati yang dermawan (hatinya tidak silau pada uang itu), niscaya dia akan diberkahi dengan uang itu. Ketahuilah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Alasan ke-62: Karena makan dari hasil sendiri sangat terhormat.
Kita cukup akrab dengan hadist ini: ”Tidak ada makanan yang dimakan oleh seseorang yang lebih baik dari hasil jerih pekerjaan tangannya sendiri, sesungguhnya Nabi Dawud as selalu memakan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri”. Dalam hadits lain: ”Sungguh, demi Dzat yang menguasai diriku, seseorang yang menggunakan seutas tali, mencari kayu bakar dan mengikatkan ke punggungnya, (lalu menjulanya ke pasar) adalah lebih baik baginya daripada harus meminta-minta kepada orang lain ” [12].
Alasan ke-63: Karena Allah memerintahkan kita dengan sangat jelas.
Dalam al-Qur’an dinyatakan betapa bekerja dianjurkan langsung setelah menunaikan sembahyang. ”Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikumandangkan panggilan untuk sembahyang pada hari Jumat, maka bergegaslah (hadir) untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah aktivitas jual beli. Demikian itu adalah lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui. Apabila telah menunaikan sembahyang, maka bergegaslah menyebar ke (penjuru) bumi, carilah rezeki Allah dan ingatlah Allah sesering mungkin. Agar kamu menjadi orang-orang yang sukses” (Al Jumu’ah: 9-10). Dari ayat ini bisa dikatakan bahwa mencari penghidupan dengan berbagai aktivitas itu diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Demikian pula dalam surat Al Insyirah ayat 7: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. Sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah maka beribadatlah kepada Allah; atau apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat.
Di kitab suci Katolik misalnya[13], ada teguran kepada mereka yang tidak berkerja. Karena tak bekerja berarti ia telah memakan rezeki orang lain. Lahirnya etika Protestan, yang diyakini Max Weber (sosiolog) sebagai pencetus semangat kapitalisme, bertolak dari dua ayat. Menurut Weber, konsep panggilan (calling, atau beruf dalam bahasa Jerman) ditemukan oleh Martin Luther tatkala menerjemahkan buku Yesus Sirach (Ecclesiasticus) dalam Perjanjian Lama  yaitu pada Bab XXI ayat 20-21 [14]. Bunyinya adalah: ”Tetaplah setia kepada tugasmu, abdikanlah dirimu kepadanya dan menjadi tualah engkau dalam pekerjaanmu. Jangan resah karena keberhasilan para pendosa tetapi percayalah kepada Allah dan bertekunlah dalam usaha-usahamu. Adalah mudah bagi Tuhan membuat seorang miskin menjadi kaya dalam sesaat” (Sirach XI, 20 dan 21). Mungkin karena terlihat agak ”lemahnya” kaitan langsung antara etika keagamaan ini dengan bangkitnya kapitalisme di Eropa, maka Weber menyebut bentuk relasi ini dengan istilah ”elective affinity”. Ada ketidaktegasan pada pilihan kata itu.
Luther mensakralkan makna panggilan, sehingga jika sebelumnya pekerjaan sehari-hari berlabel sekuler, oleh Luther seluruh pekerjaan yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dianggap sebagai menjalankan panggilan Tuhan. Bertekunlah dalam panggilanmu. Keselamatan ada disini dan kini (inner worldly ascetism), bukan nanti.
Alasan ke-64: Karena Islam mencela orang-orang yang suka meminta-minta.
Miskin musuh bagi semua kelompok orang, karena kefakiran dekat dengan kekafiran. Namun, jangan karena merasa miskin lalu jadi peminta-minta. ”Siapa yang membuka pintu meminta-minta, maka Allah pasti akan membuka pintu kefakiran”: sabda Rasulullah yang diriwayatkan Ahmad dari Jabir bin Abdullah. Selanjutnya juga disebutkan: ”Siapa yang ber-'iffah (menjaga kehormatan diri, tidak meminta-minta), Allah akan menjaganya. Siapa yang mohon kecukupan kepada Allah, dia akan dicukupkan ” [15].  Adalah tidak halal jika seorang muslim hanya menggantungkan dirinya kepada sedekah orang, padahal ia masih mampu berusaha. ”Sedekah tidak halal buat orang kaya dan orang yang masih mempunyai kekuatan dengan sempurna ” [16]. Lebih jauh diingatkan: ”Orang yang minta-minta padahal tidak begitu memerlukan, sama halnya dengan orang yang memungut bara api[17].
Sabda Nabi begitu jelas: ”Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”. Islam sangat mencela pemalas dan membatasi ruang gerak peminta-minta. Sebaliknya, Al Qur’an sangat memuji orang yang bersabar dan menahan diri dengan tidak meminta, karena ini hanya akan melahirkan keburukan dan kemunduran dalam kehidupan. Imam Ibnul Jauzi berkata: ”ada dua keburukan pada pemalas: menelantarkan keluarga dan meninggalkan kewajiban dengan berkedok tawakkal”. Dari hadits Abdullah Ibnu Umar kita sudah diingatkan bahwa seorang peminta-minta akan bertemu Allah tanpa secuil dagingpun di wajahnya. Nabi telah melarang pengemisan kecuali dalam keadaan kelaparan. Saya ingat ucapan guru Ical dalam Laskar Pelangi versi film yang lebih kurang: ”Hiduplah kalian anak-anakku untuk menjadi pemberi, bukan peminta”.

Alasan ke-65: Karena Allah adil pada kita
Seseorang tidak mendapatkan sesuatu kecuali apa yang telah di usahakannya (surat An Najm: 39). Kalau lah tidak berlaku sunatullah, betapa akan sangat membingungkan karena tidak ada yang bisa dijadikan pedoman. Kita dapat menduga-duga apa yang akan kita peroleh dengan melihat sudah seberapa serius dan keras kita mengusahakan sesuatu.

Alasan ke-66: Karena Allah SWT sangat cinta kepada orang yang bekerja.
Sebagaimana diriwayatkan Thabrani dalam Al-Kabir, Rasulullah bersabda: ”Allah mencintai setiap mukmin yang bekerja untuk keluarganya dan tidak menyukai mukmin pengangguran”. Orang yang mampu bekerja tetapi hanya berdiam diri tidak bekerja adalah haram. Yusuf Qardhawi dalam fatwa-fatwa nya pun menyatakan bahwa setiap muslim tidak halal bermalas-malas bekerja untuk mencari rezeki dengan dalih karena sibuk beribadah atau tawakkal kepada Allah, sebab langit tidak akan mencurahkan hujan emas dan perak. ”Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah ” [18].
Nabi sudah lama mengingatkan: ”Apabila kamu telah selesai shalat subuh, maka janganlah kamu tidur”. Hadits ini memerintahkan agar manusia dengan segera bekerja sejak pagi-pagi sekali, agar ia menjadi produktif. Bahkan Nabi SAW secara khusus mendo’akan orang yang bekerja sejak pagi sekali. “Ya Allah, berkatilah ummatku yang bekerja pada pagi-pagi sekali”.
Dalam kaitan ini menarik kita kutip ungkapan Jimmy Carter, mantan petani kacang yang jadi presiden AS ke 39 (1977-1981) dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2002: ”Saya bisa saja bangun jam 9 pagi dan menjadi petani kacang, atau bangun jam 6 pagi dan menjadi presiden”. Saya pun ingat pada sebuah keluarga petani dimana saya dulu pernah lama menginap di Donggala sana. Baginya, ia harus berangkat sebelum ayam turun dari kandang dan kembali setelah ayam masuk ke kandangnya. Dan, ia sukses menjadi petani coklat. 
Malas adalah watak yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu Nabi pernah berdo’a kepada Allah agar dilindungi dari sifat lemah dan malas. ”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung denganMu dari sifat lemah dan malas”. Al Quran mengemukakan kepada Nabi SAW dengan mengatakan, “Katakanlah (Hai Muhammad, kepada umatmu): Bekerjalah !

Alasan ke-67: Karena berkerja keras mengundang rahmat Allah
Berkerja keras untuk mencari rezeki yang halal akan mengundang rahmat dan cinta Allah, rasul dan juga orang-orang yang beriman. Dalam al-quran berkali-kali disebut: ”Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaannya itu”. 
Umar bin Khattab pernah menegur seseorang yang sering duduk berdo’a di mesjid tanpa mau bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Umar berkata: ”Janganlah salah seorang kamu duduk di mesjid dan berdo’a ya Allah berilah aku rezeki, sedangkan ia tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan hujan perak”.
Monastisisme dan asketisisme dilarang dalam Islam. Monastisisme adalah pandangan atau sikap hidup menyendiri di suatu tempat dengan menjauhkan diri dari kehidupan masyarakat. Tujuannya hanya untuk bertapa tanpa niat sedikitpun untuk melakukan perubahan dan perbaikan masyarakat. Sedangkan asketisme adalah pandangan atau sikap hidup keagamaan yang menganggap pantang segala kenikmatan dunia atau dengan penyiksaan diri dalam rangka beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, bahwa orang-orang yang menyediakan makanan dan kebutuhan lain untuk dirinya dan keluarganya lebih baik daripada orang yang menghabiskan waktunya beribadat tanpa mencoba berusaha mendapat penghasilan untuk dirinya sendiri. Terlihat, bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kerja dan produktifitas. Islam tidak menyukai pengangguran dan kemalasan.

Alasan ke-68: Karena kita boleh bahagia, dan untuk bahagia salah satunya dibutuhkan harta.
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Surat Al Qashash: 77). Berusaha dan berkerja adalah prasyarat untuk terkabulnya keinginan kita.
Urusan dunia merupakan perkara yang paling banyak menyita perhatian umat manusia, sehingga mereka menjadi budak dunia, bahkan lebih parah lagi, sebagian memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan mengurangi peluang mereka dalam mencari rezeki. Agar cepat kaya jauhi saja agama.
Justeru, Islam tidak membiarkan seorang muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah, bahkan telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika mulia agar mereka mencapai kesuksesan dalam mengais rezeki dan membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan.
Manfaat harta halal begitu banyak. Dengan hidup berkecukupan menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar, bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shaleh semakin tangguh. Oleh karena itu, harta di tangan seorang muslim bisa berfungsi sebagai sarana penyeimbang dalam beribadah dan perekat hubungan dengan makhluk.
Rasulullah bersabda: ”Nikmat harta yang baik adalah yang dimiliki laki-laki yang shaleh”. Harta tersebut akan menjadi energi yang memancarkan masa depan cerah, dan sebuah kekuatan yang mengandung berbagai macam keutamaan dan kemuliaan dunia dan akherat, serta penggerak roda dakwah dan jihad di jalan Allah. Tapi, ingat, sebagaimana Rasulullah: “Saya akan letakkan harta-harta itu di tangan, bukan di hati”.

Alasan ke-69: Karena dengan kerja keras akan melahirkan sikap tawadhu
Tawadhu adalah sikap rendah hati. Sebagaimana kata Imam Syafi’i:  Sikap tawadhu adalah akhlaq orang-orang mulia, sedang takabur adalah ciri orang-orang tercela”. Sikap merendah tanpa menghinakan diri  merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Orang tawadhu berarti tunduk pada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya. Iblis jelas tak memiliki sifat ini.
Tawadhu akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. ”Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa (Al Qashash: 83). Kalangan pemimpin dan orang-orang (yang merasa) pintar perlu diingatkan tentang ini. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman (Asy Syu’ara: 215). Tawadhu adalah salah satu akhlak mulia yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat pemiliknya.

Alasan ke-70: Dengan bekerja manusia menjadi manusia
Tidak ada salahnya kita lihat konsep kerja dalam masyarakat sosialis. Konsep ideal kerja dalam sosialisme adalah membebaskan manusia dari pemerasan dan penghisapan. Jika dalam kapitalisme yang menentukan derajat dan kedudukan manusia adalah keturunan sosial dan kekayaannya, dalam sosialisme ditentukan oleh kecakapan pribadi dan jasa kerjanya bagi masyarakat. Bebasnya manusia dari pemerasan, diikuti perubahan kududukan manusia dalam masyarakat, mengakibatkan berubah pula pandangan tentang kerja. Jika dalam kapitalisme berkerja sebagai beban yang berat dan terkutuk, dalam sosialisme kerja menjadi suatu kehormatan. Kerja memiliki makna dan sifat baru, dimana kerja dimaknai sebagai daya cipta yang senantiasa diberi jalan untuk berkembang. Dalam masyarakat sosialis, pekerja yang baik dan rajin dalam melakukan pekerjaannya dan menunjukan prakarsa-prakarsa untuk perbaikan dan kemajuan produksi; akan mendapatkan penghormatan.
Dalam sosialisme, dasar keuntungan materil kaum pekeja akan
hasil-hasil kerjanya, yang berarti pula kepentingan materil kaum
pekerja akan perkembangan produksi, mempunyai arti yang besar.
Kepentingan ini dijamin dengan membuat kedudukan kaum pekerja dalam masyarakat tergantung pada hasil-hasil kerjanya, yakni pada hasil-hasil
kerjanya dalam produksi. Prinsip kepentingan materil masing-masing
pekerja atas hasil kerjanya adalah salah satu prinsip-prinsip pokok
dalam menjalankan perekonomian sosialis. Negara sosialis akan mengatur masyarakat demikian rupa, bahwa yang bekerja lebih baik dan lebih banyak hasilnya akan menerima lebih banyak juga dari pada hasil masyarakat.
Menurut kacamata sosialis, berkerja adalah kewajiban sekaligus kehormatan tiap warga masyarakat yang mampu bekerja. Para buruh yang melakukan kerja fisik dan mereka yang duduk dalam pimpinan perusahaan, dalam sosialisme adalah anggota-anggota suatu kesatuan kolektif produksi. Mereka bukanlah atasan-bawahan, tapi semata-mata dua pihak yang sama-sama berkepentingan akan produksi dan peningkatan produksi.
Alasan ke-71: Karena berkerja menjadikan kita terhormat dan mulia
Dengan berkerja yang halal, kita akan terpandang di sisi Allah dan masyarakat. Ibnu Abbas menuturkan sebuah hadits, bahwa: “Apabila Rasulullah saw melihat seseorang, kemudian merasa takjub, maka beliau bertanya, Apakah ia bekerja? Jika orang-orang menjawab tidak; maka laki-laki tersebut akan jatuh hina di mata beliau”. Rasul sudah mengingatkan:  Jika seorang mukmin tidak memiliki kerja, maka ia akan hidup dengan mengandalkan hutangnya ” [19].
Kisah berikut begitu jelas [20]. Rasulullah SAW baru pulang dari peperangan. Ketika tiba di Madinah, beliau disambut banyak orang. Begitu beliau datang, ada seorang penjual air yang mendekati Nabi SAW hendak mencium tangan beliau. Akan tetapi, Nabi SAW tidak mau menerimanya, sebaliknya beliau mengambil tangan penjual air itu untuk dicium. Ketika bersentuhan tangan dengan orang itu, Nabi SAW merasakan tangannya kasar sekali. Lalu, Nabi SAW bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?” Orang itu menjawab, “Yaa Rasulullah, kerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah kepada keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.” Begitu melihat tangan yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Nabi menggenggam tangan itu, dan menciumnya. “Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada. Inilah tangan yang tak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya”. Tangan yang tidak pernah disentuh oleh api neraka adalah tangan yang melepuh karena bekerja keras mencari nafkah yang halal. Kulit yang dicintai ialah kulit yang menghitam karena dibakar terik matahari.
Hal yang sama terjadi terhadap puteri Rasulullah SAW, Fathimah Azzahra. Ketika Rasulullah tengah duduk bersama orang banyak, Fathimah datang, lalu Nabi SAW berdiri menyambut puterinya dan mengambil tangan Fathimah serta menciumnya. Mengapa Nabi SAW melakukan itu? Ketika hendak berangkat ke masjid, Salman al-Farisi mendengar tangisan anak-anak kecil, yaitu Hasan dan Husain dari rumah Fathimah. Saat singgah di rumah itu, ia melihat sang ibu sedang sibuk menggiling gandum, dan tidak ada yang membantunya untuk mengurus anak-anaknya. Salman melihat tangan Fathimah kasar, melepuh karena setiap hari bekerja keras tanpa seorang pun yang membantunya di rumah. Fathimah Azzahra sudah terbiasa bekerja keras tiap hari sambil mengurus anak-anaknya, bahkan pernah bekerja merajut (memintal) benang di rumah orang Yahudi, yang upahnya adalah sebungkus gandum yang dibuat roti untuk berbuka puasa. 

Alasan ke-72: Karena semua pekerjaan baik adalah terhormat.
Rasulullah tidak pernah merendahkan pekerja rendah dalam bentuk ungkapan seperti apapun. Sebaliknya, pekerja kasar begitu dihargainya. Itulah kenapa ia mau-maunya mencium tangan Sa’ad yang kotor, kasar, dan mungkin juga bau sehabis bekerja seharian, dan menyatakan bahwa inilah tangan penghuni surga.
Saya catat ungkapan ustadz tempat saya ”ngaji”, bahwa ”semua perbuatan mulia adalah ibadah, namun tidak semua apa yang kita sangka sebagai ibadah menjadi perbuatan mulia”. Demikian pula ungkapan Dalai Lama:  ”Agama saya sangat sederhana. Agama saya adalah kebajikan. Berbuat baiklah jika memungkinkan. Sebenarnya, itu selalu mungkin”.


Alasan ke-73: Berkerja meningkatkan martabat
Derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda: ”Khairunnas anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain” [21].  Jika ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka tanyalah sudah sejauh mana nilai manfaat kita untuk orang lain.  Menurut istilah Emha Ainun Nadjib [22], tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunnah, mubah, makruh, atau malah manusia haram?
”Manusia wajib” cirinya adalah keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfat, dan jika ia tidak ada orang merasa kehilangan. Kehadirannya membuat orang merasa aman darinya. Ucapannya senantiasa terpelihara dan hemat kata-katanya, lebih banyak berbuat daripada berbicara, sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, sangat nikmat kalau berbuat kebaikan, selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT.
Sementara ”manusia sunnah”, meski keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak orang tak rindu. Sebaliknya, ”manusia mubah” ada tidak adanya tidak berpengaruh, kehadirannya tidak signifikan memberi manfaat namun meski juga tidak membawa mudharat. Pada ”manusia makruh”, keberadannya justru membawa mudharat; apalagi “manusia haram” yang keberadaannya adalah musibah dan ketiadaannya justru disyukuri.
Dalam konteks gender, perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, karena pekerjaannya tidak kurang penting dengan yang dikerjakan laki-laki. Untuk wanita: janganlah malas. Jangan berpangku tangan karena bosan, malas, dan tunduk kepada kelalaian [23]. Tetapi bangkitlah, rapikanlah rumah  dan perpustakaan pribadi anda. Tunaikanlah tugas anda, dirikanlah shalat, bacalah al-quran dan buku-buku yang berfaedah. Duduklah bersama-sama para tetangga dan teman-teman anda. Diskusikan hal-hal yang dapat mendekatkan diri pada Allah.
Di masa nabi dulu,  perempuan diizinkan berkiprah dan beraktivitas tanpa batas di sektor publik, seperti Khadijah (istri Nabi) dan Qailah Umm Bani Ahmar. Keduanya dikenal sebagai perempuan pengusaha yang sukses. Umm Salim binti Malhan bekerja sebagai penata rias. Zainab binti Jahsyi (istri nabi) bekerja sebagai penyamak kulit. Asy-Syifa adalah perempuan pertama diserahi tugas oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai manajer yang mengelola pasar Madinah. Bahkan, ada seorang perempuan bernama Raitah (istri sahabat nabi) bekerja demi menghidupi suami dan anaknya. Perempuan-perempuan lainnya seperti Umm Salamah (istri Nabi), Safiyyah, Laila al-Gaffariyah, dan Umm Sinam tercatat sebagai aktivis dan relawan kemanusiaan di medan perang menolong prajurit yang cedera dalam peperangan.
Oleh karenanya kita temukan dalam sejarah Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW, para muslimah pun mengerjakan tugas-tugas kerumahtanggaan. Fatimah putri nabi bekerja tidak ringan di rumahnya. Ia membuat roti sendiri di rumahnya mulai dari menumbuk bahan gandum hingga membakarnya. Asma binti Abu Bakar membantu suaminya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, memberi makanan kuda, membawa air ke kebun suaminya berjalan kaki sekitar lima kilometer. Semua ini berlangsung di masa nabi. Beliau mengetahuinya dan tidak memberikan koreksi atas kebiasaan yang berlaku.
Alasan ke 74: Karena perlu upaya tertentu agar do’a terkabul
Agar do’a terkabul, pilihan kata, bahasa, dan lafaz bukanlah yang utama. Yang jauh lebih penting adalah upaya kita untuk sampai kepada laku berdo’a tersebut. Agar do’a makbul kita harus memenuhi banyak syarat, mendapatkan tempat yang makbul, waktu yang makbul, dan kondisi sedemikian. 
Agar do’a terkabul hindari perut dari memakanan barang-barang haram, berdoa dengan khusyu, dan mengetahui waktu-waktu kapan do’a lebih dikabulkan, yakni di tengah malam yang sunyi, setelah shalat fardhu, sepertiga malam sampai fajar, di antara adzan dan iqamat, di waktu sujud, di bulan Ramadhan, dan di malam lailatul qadar. Allah juga memberi perhatian khusus pada mereka yang karena besarnya pengorbanan dan pengabdiannya, akhlak yang mulia, tabah mencari kebenaran, dan bersedekah sebelum berdo’a. Allah mengistimewakan kedua orang tua yang mengasuh, mendidik, dan menafkahi anaknya dengan penuh kasih sayang, musafir yang bepergian untuk tujuan baik mulia, orang yang menolong orang lain yang dalam kesempitan, seorang muslim yang mendoakan teman dan saudaranya, orang soleh, dan anak yang berbuat baik pada orang tuanya. Allah berjanji akan mengangkat ke atas awan, dibukakan pintu langit, dan tak akan ditolak doanya; yaitu orang yang berpuasa sampai dia berbuka, penguasa yang adil, dan orang yang teraniaya.
Jadi, selain cara, prasyarat, dan kondisi; teramat penting ikhtiar atau usaha kita. Untuk berada di tempat-tempat yang dimakbulkan perlu usaha. Demikian pula, tidaklah mudah untuk bangun di tengah malam.
Inilah alasan kenapa shalat subuh memiliki nilai yang khusus. Karena memang tak mudah bangun pada waktu-waktu tersebut. Bahkan untuk mengetahui tingkat ketakwaan sebuah lingkungan, Dr. Raghib As-Sirjani. penulis buku ”Misteri Shalat Subuh” cukup menggunakan indikator berapa banyak warganya yang shalat subuh di mesjid. Percuma banyak omong berlagak paling takwa, kalau besok pagi-pagi ia tak nongol di mesjid.
******


[1] Hadits riwayat HR. Bukhari dan Muslim. 
[2] National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
[3] Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe. 1985. “General Science”. Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts.  http://www.harunyahya.com/indo/buku/keajaiban3.htm
[4] Selat Sunda dan Jembatan. Harian Kompas, 12 September 2009.
[5] Gerak: Sifat Universal Alam Semesta. 18 April 2009. http://quantum-meditation.blogspot.com/2009/04/gerak-sifat-universal-alam-semesta.html
[7] Gomez, Joan. 1980. Resep-Resep Umur Panjang (How not to die young). Penerbit Gunung Jati, Jakarta.
[8] Hasil penelitian Dr Phil Edwards dari London School of Hygiene and Tropical Medicine Department of Epidemiology and Population Health. Dipublikasikan dalam paper: Phil Edwards and Ian Roberts: Population Adiposity and Climate Change. International Journal of Epidemiology 2009;1-5. Keeping Slim is Good For the Planet, Say Scientists. 20 April 2009. http://www.lshtm.ac.uk/news/2009/keepingslim.html
[9] Yohanes Surya. “Berjalanlah Bersama Fisika”. http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=505&id=92
[10] Sirsaeba, Anif. 2005. Berani Kaya, Berani taqwa: 15 cara menambah pundi-pundi kekayaan berdasar Al-Quran dan Sunnah. Penerbit Republika, Jakarta. Hal. 232 dan 239.
[11] Hadits Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi. Dalam: Sirsaeba, Anif. 2005. Berani Kaya, Berani taqwa: 15 cara menambah pundi-pundi kekayaan berdasar Al-Quran dan Sunnah. Penerbit Republika, Jakarta.
[12] Hadits riwayat Bukhari, nomor 1470.
[13] Hal ini dinyatakan oleh seorang Romo Katolik yang saya temui, dan saya percaya karena pasti ia sangat memahami kitab sucinya.
[14] Ignas Kleden. ”Kapitalisme, Spiritualitas Keagamaan dan Etos Ekonomi”. Mengenang 100 Tahun The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism Max Weber. Kedua ayat tersebut adalah terjemahan menurut Kitab Suci Komunitas Kristiani, Jakarta: Penerbit Obor, 2002.
[15] Hadits riwayat Ahmad.
[16] Hadits riwayat HR Tirmidzi.
[17] Hadits riwayat HR Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah.
[18]  Hadits Riwayat Ahmad dan Ibnu Asakir.
[19] Syamsuddin Ramadhan. 3 Maret 2008. Berkerja dan Keutamannya. http://spesialis-torch.com/ ……
[20] Tangan yang Dicium Rasulullah. Hikmah maulid Nabi SAW oleh Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat. Majalah Syi’ar Edisi Rabi’al-Tsani 1424. http://tuban.wordpress.com/...
[21] Hadits riwayat HR. Bukhari dan Muslim.
[22] Tabloid Manajemen Qolbu Edisi 01 Th.II Mei 2001.
[23] Aidh bin Abdullah Al-Qarm. 2004. Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Bumi. Maghfirah Pustaka, Jakarta.