Berkerja
adalah fitrah manusia. Frase ini benar adanya, baik dari sisi fisik biologi,
ekonomi, sosial, dan religius. Susunan tulang, otot, syaraf dan sistem
pencernaan manusia hanya akan berjalan baik bila fisik kita digerakkan dengan
cukup setiap hari. Demikian pula dengan sisi ekonomi dan sosial. Kerja dan
hasil kerja lah yang memposisikan seseorang di tengah masyarakatnya. Posisi dan
derajatnya datang dari itu. Demikian pun dalam menjalankan agama yang
dianutnya. Berkerja pada intinya adalah
fitrah dan sekaligus amanah. Karena itulah manusia dilahirkan ke bumi.
Rasulullah SAW bersabda: Khairunnas
anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya
bagi orang lain [1].
Manusia
dilabeli homo faber atau "Man the Maker" untuk menyebut
nama biologis dari manusia. Maknanya adalah “humans as controlling the environment through tools”. Manusia adalah makhluk pekerja.
Bekerja bukan semata-mata demi uang, tapi terutama untuk mengaktualisasikan
diri kita. Biologisnya manusia adalah berkerja, kerja fisik maupun kerja otak. Saya
pernah membaca tapi lupa dimana, bahwa pada hakekatnya tugas hidup manusia
adalah ”berkarya”.
Dalam
fisika, ”bergerak” adalah jika kedudukan satu benda berubah dari titik
tertentu. Jika seseorang naik sepeda dari titik A menuju B, ia bergerak
terhadap A, namun terhadap sepeda ia tidak bergerak. Jadi, jika kita
sehari-hari melulu berkerja dengan kecepatan kerja tertentu, dan tidak pernah
berubah, atau tidak ada percepatan; maka dapat disebut kita tidak bergerak. Sebuah
puisi Afrika berikut begitu kontekstual.
”Singa atau Rusa”
Seekor rusa bangun....
Sang rusa mengetahui
bahwa dia harus
Berlari lebih cepat
Dari singa yang tercepat
Atau dia akan mati
Dan menjadi makanan
Buat sang singa
Tiap pagi
Seekor singa bangun....
Sang singa mengetahui
Bahwa dia harus
Berlari lebih cepat
Dari rusa yang paling lambat
Atau dia akan
Mati kelaparan
Tak peduli anda ini
Singa atau rusa
Karena apabila
Anda bangun besok pagi
Anda harus berlari....
Dan berlari....
Alasan ke-58: Karena gerak lah inti kehidupan di dunia
Semua benda di alam ini bergerak.
Itulah kenapa dunia ini hidup.
Bahkan gunung pun bergerak. Gunung tidaklah diam, ia berjalan sebagai jalannya
awan (An Naml: 88). Tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan, sekarang disebut ilmuwan dengan istilah ”continental drift” (gerakan mengapung dari benua) [2] .
Perubahan struktur tanah selalu dialami oleh
lapisan-lapisan tanah termasuk gunung. Pergerakannya tentu dalam tempo yang
lambat, yakni dalam satuan centimeter atau milimeter per tahun atau ribuan
tahun. Gerakan gunung-gunung ini
disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti
mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Ilmuwan percaya bahwa pada masa awal terbentuknya bumi
dulu benua-benua pada permukaan bumi menyatu, namun kemudian bergeser ke arah
yang berbeda-beda saling menjauh sehingga terpisah. Bagian bumi di Amerika
apabila ditumpukkan dengan bagian bumi Afrika, maka sisi Timur Amerika Latin
seperti dua potongan puzzle yang dipasangkan dengan sisi barat Afrika.
Kecocokan bentuk ini dipakai oleh ahli geologi untuk melahirkan teori tentang
pergerakan lempeng benua. Bumi terdiri dari banyak lempeng-lempeng yang satu
sama lain bergerak dengan arah tertentu.
Para ahli geologi percaya bahwa sekitar 500 juta tahun
lalu seluruh daratan yang ada di
permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Pangaea
lalu terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang
berbeda. Satu bagian disebut Gondwana yang meliputi Afrika, Australia,
Antartika dan India; dan lainnya adalah Laurasia yang terdiri dari Eropa,
Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Bagian demi bagian bergerak secara
terus-menerus dengan kecepatan 1 sampai 5 cm per tahun [3]. Akibat pergerakan ini, luas daratan dan lautan pun ikut
pula berubah-rubah setiap waktu.
Pembukaan
Selat Sunda misalnya dipercayai dimulai sejak 13 juta tahun yang lalu, kemudian
makin cepat 10 juta tahun lalu, dan makin cepat lagi sekitar 5 juta tahun lalu.
Pergerakan maksimum sejak 5 juta tahun lalu mencapai 50-70 km, atau rata-rata 7
cm per tahun [4]. Tanpa sadar, sebenarnya pulau Sumatera dan Jawa tiap
saat saling menjauh.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia. Ketiganya
bergerak saling menumbuk. Akibatnya, terbentuk daerah penunjaman memanjang di
sebelah Barat Pulau Sumatera, Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan
Nusa Tenggara, serta sebelah Utara Kepulauan Maluku dan Papua. Faktor inilah yang
membuat wilayah kita rawan gempa. Blok batuan di kawasan lempeng Indonesia
telah mengalami dislokasi atau
pergeseran sejauh 100 cm ke daratan benua Asia. Ada perbedaan relaksasi
pergerakan blok-blok patahan. Blok gempa di Pantai Barat Sumatera cenderung ke
arah Barat Laut dan memotong ke arah Tenggara ke daratan Sumatera, blok gempa
dipatahan Laut Jawa bagian Utara dan Selatan bergerak ke Timur Laut lalu ke
arah Barat daya, dan blok patahan di Nusa Tenggara hingga ke Laut Arafuru
bergerak ke Timur ke Utara atau Timur ke Tenggara. Misteri pergerakan ini telah
menimbulkan dampak yang tidak bisa ditebak, rumit dan saling menekan dan
kadang-kadang memotong dan membebani blok-blok yang sudah hancur.
Gempa Bengkulu dan Sumatera Barat tahun 2008
mengakibatkan semakin tertekannya patahan Semangko, serta pergeseran patahan
Sianok dan patahan Sumani sejauh 80 cm. Rangkaian gempa mengubah posisi letak
koordinat wilayah beberapa pulau-pulau di sepanjang Pantai Barat Sumatera
karena ada perubahan batimetri atau topografi kelautan oleh pengangkatan kerak
batuan.
Gerak adalah inti kehidupan. Terjadinya manusia dimulai
ketika sperma bergerak untuk menyatu dengan ovum, lalu dilanjutkan gerak
membelah jadi dua, empat, dan
seterusnya. Setelah mengandung roh, organ-organ biologis berfungsi. Berfungsi
atau tidaknya diindikasikan dari apakah ia berdenyut, mengalir, dan
bergerak. Dalam kandungan, gerak jantung
bayi merupakan satu indikator penting yang diperhatikan untuk mengetahui
perkembangannya. Saat bayi lahir, salah satu indikator biologisnya adalah juga
gerak. Selincah dan sekuat apa geraknya. Seterusnya, sampai di ujung usia,
gerak tetap menjadi penentu baik prestasi, kesehatan, rezeki, dan mungkin juga
usia [5] .
Setelah tutup usia pun rupanya gerak terus berlanjut. Roh
bergerak meninggalkan jasad dengan pengelanaan baru yang mesti dijalaninya.
Sampai kemudian pada kehidupan akhir yang tak berujung.
Alam hidup karena ada gerak. Kesuburan alam sangat
tergantung pada gerak air. Air bergerak dari atas ke bawah dan kembali ke atas
berupa uap. Alam mikro kosmos sampai makro kosmos semua bergerak. Bumi bergerak
pada porosnya, juga bergerak mengitari matahari, bulan bergerak mengitari bumi,
matahari bersama planet-planetnya bergerak mengitari pusat Galaksi Bima Sakti,
dan galaksi lain juga saling bergerak. Saat ini
dipercaya mereka bergerak saling menjauhi satu sama lain dalam struktur
ekspansi alam semesta. Awal terbentuk alam semesta adalah gerak yang dahsyat
yang disebut ”big bang”.
Gerak di langit begitu rapi dan menakjubkan, padahal
terjadi dalam sistem yang maha luas. Seberapa
besar sistem tata surya? Diameter matahari adalah 103 kali diameter bumi [6], padahal diameter bumi adalah 12.200 km. Jika bumi
sebesar kelereng, maka matahari sebesar bola sepak. Benda yang mewakili planet
terluar harus diletakkan beberapa kilometer dari bola sepak. Meskipun tampak
begitu besar, tata surya sungguh kecil dibandingkan dengan galaksi Bima Sakti,
tempat tata surya berada. Terdapat lebih dari 250 miliar bintang di dalam Bima
Sakti. Matahari terletak lebih ke tepi pada galaksi dengan bentuk spiral ini. Beberapa
bintang mirip dengan matahari, yang lain lebih besar atau lebih kecil. Bintang
terdekat dengan matahari adalah Alpha Centauri. Jika kita akan meletakkan Alpha
Centauri ke dalam model tata surya kita (bola dan kelereng tadi), maka model
bintang ini harus diletakkan 78.000 km dari bola. Bima Sakti hanyalah satu dari
sekian banyak galaksi. Ada 300 miliar menurut perhitungan terakhir. Dan jarak
antargalaksi adalah jutaan kali jarak matahari dan Alpha Centauri. Setiap
galaksi di alam semesta adalah bukti struktur teratur yang ada di mana-mana.
Sistem-sistem yang luar biasa ini, dengan rata-rata 300 miliar bintang di
setiap sistem, menunjukkan keseimbangan dan keselarasan nyata.
Gerak adalah juga
inti dari konsep entropi dan keteraturan. Menurut Hukum Kedua Termodinamika,
jika sesuatu benda dibiarkan (= tidak bergerak) maka sistem yang teratur akan
menjadi tidak stabil atau berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu.
Artinya, terjadi peningkatan entropi. Ketidakstabilan secara langsung terkait
dengan entropi sistem tersebut. Mobil yang ditelantarkan akan cepat rusak dan memburuk.
Sesuai dengan hukum ini, jika sesuatu dibiarkan begitu saja akan berkurang
kestabilannya dan berkurang keteraturannya.
Tumbuhan pun
bergerak. Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena
rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indera, tumbuhan peka
terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan
yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka
terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap
rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka
terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme,
gerak nasti, dan gerak taksis.
Gerak pada bagian
tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut
tropisme, yang lalu dibedakan menjadi gerak fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme dan tigmotropisme. Lalu, gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan
yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, yang berdasar
jenis rangsangan dibagi menjadi gerak fotonasti, termonasti dan tigmonasti. Sedangkan
gerak taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan
akibat adanya rangsangan yang umum terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. Ia disebut fototaksis bila dirangsang oleh cahaya, dan
kemotaksis karena berbagai zat kimia.
Demikian
pula air. Air bukan dikelompokkan sebagai makhluk hidup. Tapi, apa benar
demikian?
“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup” (surat Al Anbiya: 30). Dr Masaru Emoto (Jepang) membuktikan
bahwa air mampu merespon kata-kata yang diucapkan manusia serta suara. Hasil
penelitiannya dipresentasikan pada bulan Maret 2005, dan didokumentasikan dalam
buku The True Power Of Water. Air
ternyata “hidup”, dapat merespon, dan bisa berkomunikasi. Dr. Masaru Emoto
menunjukkan foto kristal heksagonal sangat sempurna. Air yang diberi informasi
akhlak buruk akan merespon dengan merusakkan strukturnya menjadi tidak
beraturan. Sebaliknya, air yang diberi informasi akhlak baik akan merespon
dengan membentuk pola heksagonal yang terbukti merupakan struktur air paling
baik dan paling sehat.
Air bisa
mendengar kata-kata, membaca tulisan, dan mengerti pesan dan serta merekam
pesan seperti pita magnetik atau compact
disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak
di air. Air bisa menransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Air murni
yang dido’akan, lalu didinginkan sampai minus 5 derajat Celcius, kemudian
difoto sedemikian rupa; ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang
indah.
Temuan ini
semestinya tidak mengagetkan kita. Air yang telah dido’akan atau dibacakan do’a
sering digunakan oleh Rasulullah SAW untuk pengobatan. Air tadi biasa diminum atau dipercikkan ke
tubuh orang yang sakit. Metode ini juga sering dipraktekkan para tuangku (ulama) di kampung saya.
Kaitan
dengan ini, kita ingat bahwa sekitar 70 persen tubuh manusia memang terdiri
atas air. Otak disusun oleh 74,5 persen air, sedangkan di darah ada 82 persen air, bahkan tulang yang keras pun mengandung
22 persen air. Implikasi dari temuan si Doktor di atas: itulah mengapa doa, fikiran, dan kata-kata
positif akan dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Air
yang ada di tubuhnya mendengar dan merespon.
Alasan ke-59: Karena agar
sehat, manusia harus menggerakkan badan dan fikirannya
Untuk
sehat seseorang harus membakar sekian kalori sehari. Dan itu artinya ia harus
bergerak. Tepatnya adalah bangun dari tidur, bangkit dari duduk, berjalan,
berlari, memotong, memikul, mengayuh, memanggul, dan seterusnya. Itulah
aktivitas yang sehat. Kita harus banyak bergerak,
karena tubuh kita terdiri dari 30 persen otot, 15 persen tulang belulang, dan 2
persen otak [7].
Otot yang sehat, tidak kaku, dan kuat; adalah otot yang banyak digerakkan.
Selain untuk fisik, berolahraga melepaskan hormon endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik.
Menjaga berat badan agar tetap langsing penting untuk
penyelamatan bumi kita [8]. Emisi dari transportasi
akan rendah jika semua kita kurus. Diperkirakan bahwa sebuah populasi yang
berisi 1 milyar orang kurus akan menghasilkan semilyar ton karbon lebih sedikit
per tahun dibandingkan dengan populasi yang berisi orang gemuk. Artinya, satu
orang kurus menghasilkan 1 ton karbon lebih sedikit.
Meningkatnya angka kasus kegemukan (obesitas) di satu
wilayah selaras dengan meningkatnya jumlah pelahap. Mereka membutuhkan produksi
makanan lebih banyak. Inilah penyebab terbesar emisi gas CO2 yang membuat global warming. Produksi makanan
sekurangnya menumbang seperlima dari jumlah gas-gas rumah kaca. Setiap lemak
yang terdapat dalam diri seseorang yang kegemukan bertanggung jawab atas
keluarnya satu ton karbondioksida setiap tahun. Itu artinya miliaran ton CO2
setiap tahunnya tercipta. Belum termasuk karena kemalasannya, dan kebiasaan
yang lebih suka mengendarai mobil sehingga emisi dari gas buang kendaraan pun
bertambah banyak, dan kebiasaan duduk nyaman di ruang ber-AC.
Tidak
heran jika kemudian sebuah produk susu kesehatan mengangkat konsep iklan
”berjalan 10 ribu langkah sehari”. Iklan yang disiarkan di banyak TV ini
menyebut bahwa untuk membantu tulang kuat, minumlah susu dimaksud, kemudian
berjalanlah 10.000 langkah setiap hari. Tentu saja, karena jika jarak satu
langkah rata-rata setengah meter, itu sama jaraknya dengan 5.000 m atau 5 km.
Ini sudah tergolong jarak jauh dalam olah raga lari. Dalam terminologi lomba
atletik, lari jarak pendek adalah untuk jarak 100-400 m, jarak menengah
800-1500 m, dan lari jarak jauh 3000 m atau lebih.
Manusia
melangkah dengan menggunakan prinsip gerakan pendulum [9].
Pendulum mengubah energi gerak yang mengayunnya menjadi energi potensial
gravitasi dalam gerakan harmonik sederhana. Manusia meniru konsep pendulum
untuk berjalan dan melangkah, tetapi gerakan yang dilakukan manusia merupakan
sistem pendulum yang tidak sempurna karena konversi energi hanya mencapai 65
persen (energi hilang mencapai 35 persen). Ini berarti bahwa manusia
membutuhkan pasokan energi (dari makanan) untuk menggantikan energi yang hilang
tersebut. Energi yang hilang disebabkan aktivitas otot-otot kaki yang saling
berkontraksi untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kekuatan dan arah
energi saat melangkah.
Pada
saat kaki menyentuh permukaan tanah, terjadi gerakan memutar ke dalam (pronate). Gerakan ini meregangkan otot
kaki sehingga bersifat seperti pegas yang berusaha beradaptasi dengan permukaan
tanah dan menghindari terjadinya patah tulang akibat tumbukan antara kaki
dengan tanah. Saat kaki terangkat kembali dari tanah, terjadi gerakan memutar
keluar (supinate) yang menyebabkan
tegangnya otot-otot kaki sehingga bersifat seperti pengungkit kaku yang dapat
mendorong kaki lepas dari permukaan tanah. Kontraksi pada otot-otot kaki ini membutuhkan energi panas yang diambil
dari energi yang seharusnya dikonversikan dari energi kinetik ke energi
potensial dan sebaliknya.
Jalan kaki
secara teratur dapat menghindari diabetes. Dengan melakukan joging atau jalan
kaki sebanyak 7500 langkah perhari bagi yang memiliki berat badan ideal, atau
paling sedikit berjalan selama 30 menit; cukup untuk membakar kalori yang ada
dalam tubuh. Setiap 25 langkah yang dilakukan akan dapat membakar sebesar 1
kalori. Pembakaran ini lebih besar dibandingkan dengan beraktifitas secara
normal yang hanya akan membakar kalori sekitar 10-20 persennya saja. Pembakaran
kalori lebih besar jika berjalan di atas pasir atau kerikil.
Gerak
fisik bagi anak umur 2-5 tahun harus dioptimalkan. Permainan anak melatih
sensor motorik, dimana terjadi koordinasi antara visual, sensorik dan motorik yang bagus.
Dengan banyak bergerak, koordinasi antara sistem syaraf akan sempurna. Ini akan
meningkatkan kemampuan menulis dan membaca anak, dan menjauhkan dari obesitas.
Dengan bermain kemampuan emosi anak terasah, karena anak belajar mengungkapkan
rasa senang, bahagia, sedih, dan marah.
Alasan ke-60: Berkerja adalah fitrah sehingga manusia dihadirkan ke
dunia.
Dari
banyak kultur di masyarakat, berkerja selalu dipandang hal yang luhur. Sebagai
contoh, karya-karya awal sosiolog Karl Marx yang menampilkan filsafat kerja
menyebut bahwa hakikat manusia adalah kerja, dan kerja merupakan aktualiasasi
diri. Kerja lah yang membedakan manusia dengan binatang. Hanya dengan berkerja segenap potensi manusia bisa berkembang secara
optimal. Artinya, melalui kerja di dunia
lah manusia termanusiakan. Posisi dan status
yang akan ditempati seseorang adalah implikasi dari hasil kerjanya. Biografi
orang-orang sukses telah membuktikan tesis ini.
Pada masyarakat Hindu misalnya, dikenal wangsa Brahmana
untuk kalangan agamawan, wangsa satria untuk para ningrat, dan wangsa waisya
untuk orang biasa. Untuk kelompok waisya makin ahli tangannya, makin rajin
kerjanya, serta makin hemat; maka makin berhasillah usahanya dan banyaklah
hartanya. Karena itu, etik waisya adalah tekun bekerja dan hemat.
Dalam
bentuk lain, Amerika kita kenal sebagai masyarakat yang strukturnya cenderung
terbuka. Perantau Asia telah membuktikan ini. Saat ini, peranakan Asia di Amerika banyak menempati posisi di perguruan
tinggi. Ini semata-mata karena mereka lebih rajin dan tekun bekerja dan berlajar.
Alasan
ke-61: Karena Allah
ingin kita bangga dengan diri kita sendiri.
Kalimat ini
begitu akrab di telinga kita: Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri (Ar Ra’d: 11). Betapa kita merasa akan sangat
berharga karena apa yang kita peroleh dicapai sedikit banyak dari usaha kita
sendiri. Coba bayangkan, jika apa-apa yang kita peroleh cukup dengan menadahkan
tangan belaka, dan langsung diperoleh seketika.
Kisah Umar
bin Khattab[10]
berikut memperkuat kita. Ya Allah, aku tahu, emas dan perak tidak akan turun
sketika dari langit dalam bentuk hujan. Ia harus dijemput dengan kerja keras. .... Aku lihat
seorang laki-laki yang membuatku terkesan, maka aku bertanya ’apakah dia
mempunyai pekerjaan (yang ia bisa mendapatkan uang) ?’. Maka jika mereka
berkata tidak, kemudian dia jatuh dari mataku (dan aku tidak menghormatinya) . Demikian pula hadits berikut [11]: uang
ini hijau dan enak, maka seseorang yang mengambilnya dengan hati yang dermawan
(hatinya tidak silau pada uang itu), niscaya dia akan diberkahi dengan uang
itu. Ketahuilah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Alasan ke-62: Karena makan dari hasil sendiri sangat terhormat.
Kita cukup akrab dengan hadist ini: ”Tidak ada makanan yang dimakan oleh seseorang yang lebih baik dari
hasil jerih pekerjaan tangannya sendiri, sesungguhnya Nabi Dawud as selalu
memakan dari hasil pekerjaan tangannya sendiri”. Dalam hadits lain: ”Sungguh, demi Dzat yang menguasai diriku,
seseorang yang menggunakan seutas tali, mencari kayu bakar dan mengikatkan ke
punggungnya, (lalu menjulanya ke pasar) adalah lebih baik baginya daripada
harus meminta-minta kepada orang lain ” [12].
Alasan ke-63: Karena Allah memerintahkan kita dengan sangat jelas.
Dalam
al-Qur’an dinyatakan betapa bekerja dianjurkan langsung setelah menunaikan sembahyang.
”Wahai orang-orang yang beriman, apabila
dikumandangkan panggilan untuk sembahyang pada hari Jumat, maka bergegaslah
(hadir) untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah aktivitas jual beli. Demikian
itu adalah lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui. Apabila telah menunaikan
sembahyang, maka bergegaslah menyebar ke (penjuru) bumi, carilah rezeki Allah
dan ingatlah Allah sesering mungkin. Agar kamu menjadi orang-orang yang sukses”
(Al Jumu’ah: 9-10). Dari ayat ini bisa dikatakan bahwa mencari penghidupan
dengan berbagai aktivitas itu diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Demikian
pula dalam surat Al Insyirah ayat 7: ”Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. Sebagian ahli tafsir menafsirkan
apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah maka beribadatlah kepada Allah;
atau apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah
urusan akhirat.
Di kitab
suci Katolik misalnya[13], ada teguran kepada mereka yang tidak berkerja. Karena
tak bekerja berarti ia telah memakan rezeki orang lain. Lahirnya etika
Protestan, yang diyakini Max Weber (sosiolog) sebagai pencetus semangat
kapitalisme, bertolak dari dua ayat. Menurut Weber, konsep panggilan (calling, atau beruf dalam bahasa Jerman) ditemukan oleh Martin Luther tatkala menerjemahkan buku Yesus
Sirach (Ecclesiasticus) dalam Perjanjian Lama
yaitu pada Bab XXI ayat 20-21 [14].
Bunyinya adalah: ”Tetaplah setia kepada
tugasmu, abdikanlah dirimu kepadanya dan menjadi tualah engkau dalam
pekerjaanmu. Jangan resah karena
keberhasilan para pendosa tetapi percayalah kepada Allah dan bertekunlah dalam
usaha-usahamu. Adalah mudah bagi Tuhan membuat seorang miskin menjadi kaya dalam sesaat” (Sirach XI, 20 dan 21). Mungkin karena terlihat agak
”lemahnya” kaitan langsung antara etika keagamaan ini dengan bangkitnya
kapitalisme di Eropa, maka Weber menyebut bentuk relasi ini dengan istilah ”elective affinity”. Ada ketidaktegasan
pada pilihan kata itu.
Luther
mensakralkan makna panggilan, sehingga jika sebelumnya pekerjaan sehari-hari
berlabel sekuler, oleh Luther seluruh pekerjaan yang dilakukan secara
bersungguh-sungguh dianggap sebagai menjalankan panggilan Tuhan. Bertekunlah
dalam panggilanmu. Keselamatan ada disini dan kini (inner worldly ascetism), bukan nanti.
Alasan ke-64: Karena Islam mencela orang-orang yang suka meminta-minta.
Miskin
musuh bagi semua kelompok orang, karena kefakiran dekat dengan kekafiran.
Namun, jangan karena merasa miskin lalu jadi peminta-minta. ”Siapa yang membuka pintu meminta-minta, maka
Allah pasti akan membuka pintu kefakiran”: sabda Rasulullah yang
diriwayatkan Ahmad dari Jabir bin Abdullah. Selanjutnya juga disebutkan: ”Siapa yang ber-'iffah (menjaga kehormatan
diri, tidak meminta-minta), Allah akan menjaganya. Siapa yang mohon kecukupan
kepada Allah, dia akan dicukupkan ” [15].
Adalah tidak halal jika seorang muslim
hanya menggantungkan dirinya kepada sedekah orang, padahal ia masih mampu
berusaha. ”Sedekah tidak halal buat orang
kaya dan orang yang masih mempunyai kekuatan dengan sempurna ” [16].
Lebih jauh diingatkan: ”Orang yang
minta-minta padahal tidak begitu memerlukan, sama halnya dengan orang yang
memungut bara api ” [17].
Sabda Nabi begitu jelas: ”Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan
yang di bawah”. Islam sangat mencela pemalas dan membatasi ruang
gerak peminta-minta. Sebaliknya, Al Qur’an sangat memuji orang yang bersabar
dan menahan diri dengan tidak meminta, karena ini hanya akan melahirkan
keburukan dan kemunduran dalam kehidupan. Imam Ibnul Jauzi berkata: ”ada dua keburukan pada pemalas:
menelantarkan keluarga dan meninggalkan kewajiban dengan berkedok tawakkal”.
Dari hadits Abdullah Ibnu Umar kita sudah diingatkan bahwa seorang peminta-minta akan bertemu Allah tanpa
secuil dagingpun di wajahnya.
Nabi telah melarang pengemisan kecuali dalam keadaan kelaparan. Saya ingat
ucapan guru Ical dalam Laskar Pelangi versi film yang lebih kurang: ”Hiduplah kalian anak-anakku untuk menjadi
pemberi, bukan peminta”.
Alasan ke-65: Karena Allah adil pada kita
Seseorang
tidak mendapatkan sesuatu kecuali apa yang telah di usahakannya (surat An Najm:
39). Kalau lah tidak berlaku sunatullah, betapa akan sangat
membingungkan karena tidak ada yang bisa dijadikan pedoman. Kita dapat menduga-duga
apa yang akan kita peroleh dengan melihat sudah seberapa serius dan keras kita
mengusahakan sesuatu.
Alasan ke-66: Karena Allah SWT sangat cinta kepada orang yang bekerja.
Sebagaimana
diriwayatkan Thabrani dalam Al-Kabir, Rasulullah bersabda: ”Allah mencintai setiap mukmin yang bekerja
untuk keluarganya dan tidak menyukai mukmin pengangguran”. Orang yang mampu
bekerja tetapi hanya berdiam diri tidak bekerja adalah haram. Yusuf Qardhawi
dalam fatwa-fatwa nya pun menyatakan bahwa setiap muslim tidak halal
bermalas-malas bekerja untuk mencari rezeki dengan dalih karena sibuk beribadah
atau tawakkal kepada Allah, sebab langit tidak akan mencurahkan hujan emas dan
perak. ”Barang siapa pada malam hari
merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia
diampuni Allah ” [18].
Nabi sudah lama mengingatkan: ”Apabila kamu telah selesai shalat subuh, maka janganlah
kamu tidur”. Hadits ini memerintahkan agar
manusia dengan segera bekerja sejak pagi-pagi sekali, agar ia menjadi
produktif. Bahkan Nabi SAW secara khusus mendo’akan orang yang bekerja sejak pagi
sekali. “Ya Allah,
berkatilah ummatku yang bekerja pada pagi-pagi sekali”.
Dalam kaitan ini menarik kita kutip ungkapan
Jimmy Carter, mantan petani kacang yang jadi presiden AS ke 39 (1977-1981) dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2002: ”Saya bisa saja bangun jam 9 pagi dan
menjadi petani kacang, atau bangun jam 6 pagi dan menjadi presiden”. Saya pun ingat pada sebuah keluarga petani dimana saya dulu pernah
lama menginap di Donggala sana. Baginya, ia harus berangkat sebelum ayam turun
dari kandang dan kembali setelah ayam masuk ke kandangnya. Dan, ia sukses
menjadi petani coklat.
Malas adalah
watak yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu Nabi pernah
berdo’a kepada Allah agar dilindungi dari sifat lemah dan malas. ”Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung denganMu dari sifat lemah dan malas”. Al Quran
mengemukakan kepada Nabi SAW dengan mengatakan, “Katakanlah (Hai Muhammad,
kepada umatmu): Bekerjalah
!
Alasan ke-67: Karena
berkerja keras mengundang rahmat Allah
Berkerja keras
untuk mencari rezeki yang halal akan mengundang rahmat dan cinta Allah, rasul
dan juga orang-orang yang beriman. Dalam al-quran berkali-kali disebut: ”Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah
dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaannya itu”.
Umar bin
Khattab pernah menegur seseorang yang sering duduk berdo’a di mesjid tanpa mau
bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Umar berkata: ”Janganlah salah seorang kamu duduk di mesjid
dan berdo’a ya Allah berilah aku rezeki, sedangkan ia tahu bahwa langit tidak
akan menurunkan hujan emas dan hujan perak”.
Monastisisme
dan asketisisme dilarang dalam Islam. Monastisisme adalah pandangan atau sikap
hidup menyendiri di suatu tempat dengan menjauhkan diri dari kehidupan masyarakat.
Tujuannya hanya untuk bertapa tanpa niat sedikitpun untuk melakukan perubahan
dan perbaikan masyarakat. Sedangkan asketisme adalah pandangan atau sikap hidup
keagamaan yang menganggap pantang segala kenikmatan dunia atau dengan
penyiksaan diri dalam rangka beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda, bahwa orang-orang yang menyediakan makanan dan
kebutuhan lain untuk dirinya dan keluarganya lebih baik daripada orang yang
menghabiskan waktunya beribadat tanpa mencoba berusaha mendapat penghasilan
untuk dirinya sendiri. Terlihat, bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kerja dan
produktifitas. Islam tidak menyukai pengangguran dan kemalasan.
Alasan ke-68: Karena kita boleh bahagia, dan untuk bahagia salah satunya dibutuhkan harta.
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Surat Al Qashash: 77). Berusaha dan berkerja adalah prasyarat untuk terkabulnya keinginan kita.
Urusan dunia merupakan perkara yang paling banyak menyita
perhatian umat manusia, sehingga mereka menjadi budak dunia, bahkan lebih parah
lagi, sebagian memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan mengurangi
peluang mereka dalam mencari rezeki. Agar cepat kaya jauhi saja agama.
Justeru, Islam tidak membiarkan seorang muslim
kebingungan dalam berusaha mencari nafkah, bahkan telah memberikan solusi
tuntas dan mengajarkan etika mulia agar mereka mencapai kesuksesan dalam
mengais rezeki dan membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan.
Manfaat harta halal begitu banyak. Dengan hidup
berkecukupan menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar,
bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin
sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shaleh semakin tangguh. Oleh
karena itu, harta di tangan seorang muslim bisa berfungsi sebagai sarana
penyeimbang dalam beribadah dan perekat hubungan dengan makhluk.
Rasulullah bersabda: ”Nikmat
harta yang baik adalah yang dimiliki laki-laki yang shaleh”. Harta
tersebut akan menjadi energi yang memancarkan masa depan cerah, dan sebuah
kekuatan yang mengandung berbagai macam keutamaan dan kemuliaan dunia dan
akherat, serta penggerak roda dakwah dan jihad di jalan Allah. Tapi, ingat,
sebagaimana Rasulullah: “Saya akan
letakkan harta-harta itu di tangan, bukan di hati”.
Alasan ke-69: Karena dengan kerja keras akan melahirkan sikap tawadhu
Tawadhu
adalah sikap rendah hati. Sebagaimana kata Imam Syafi’i: ”Sikap
tawadhu adalah akhlaq orang-orang mulia, sedang takabur adalah ciri orang-orang
tercela”. Sikap merendah tanpa menghinakan diri merupakan sifat yang sangat terpuji di
hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Orang tawadhu berarti tunduk pada
kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya. Iblis jelas tak memiliki
sifat ini.
Tawadhu akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu
kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. ”Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik
bagi orang-orang yang bertakwa (Al Qashash: 83). Kalangan pemimpin dan
orang-orang (yang merasa) pintar perlu diingatkan tentang ini. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman
(Asy Syu’ara: 215). Tawadhu adalah
salah satu akhlak mulia yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati dan
ketinggian derajat pemiliknya.
Alasan ke-70: Dengan bekerja manusia menjadi manusia
Tidak ada
salahnya kita lihat konsep kerja dalam masyarakat sosialis. Konsep ideal kerja dalam sosialisme adalah membebaskan
manusia dari pemerasan dan penghisapan. Jika dalam kapitalisme yang menentukan
derajat dan kedudukan manusia adalah keturunan sosial dan kekayaannya, dalam
sosialisme ditentukan oleh kecakapan pribadi dan jasa kerjanya bagi masyarakat.
Bebasnya manusia dari pemerasan, diikuti perubahan kududukan manusia dalam
masyarakat, mengakibatkan berubah pula pandangan tentang kerja. Jika dalam
kapitalisme berkerja sebagai beban yang berat dan terkutuk, dalam sosialisme
kerja menjadi suatu kehormatan. Kerja memiliki makna dan sifat baru, dimana
kerja dimaknai sebagai daya cipta yang senantiasa diberi jalan untuk
berkembang. Dalam masyarakat sosialis, pekerja yang baik dan rajin dalam
melakukan pekerjaannya dan menunjukan prakarsa-prakarsa untuk perbaikan dan
kemajuan produksi; akan mendapatkan penghormatan.
Dalam
sosialisme, dasar keuntungan materil kaum pekeja akan
hasil-hasil kerjanya, yang berarti pula kepentingan materil kaum
pekerja akan perkembangan produksi, mempunyai arti yang besar.
Kepentingan ini dijamin dengan membuat kedudukan kaum pekerja dalam masyarakat tergantung pada hasil-hasil kerjanya, yakni pada hasil-hasil
kerjanya dalam produksi. Prinsip kepentingan materil masing-masing
pekerja atas hasil kerjanya adalah salah satu prinsip-prinsip pokok
dalam menjalankan perekonomian sosialis. Negara sosialis akan mengatur masyarakat demikian rupa, bahwa yang bekerja lebih baik dan lebih banyak hasilnya akan menerima lebih banyak juga dari pada hasil masyarakat.
hasil-hasil kerjanya, yang berarti pula kepentingan materil kaum
pekerja akan perkembangan produksi, mempunyai arti yang besar.
Kepentingan ini dijamin dengan membuat kedudukan kaum pekerja dalam masyarakat tergantung pada hasil-hasil kerjanya, yakni pada hasil-hasil
kerjanya dalam produksi. Prinsip kepentingan materil masing-masing
pekerja atas hasil kerjanya adalah salah satu prinsip-prinsip pokok
dalam menjalankan perekonomian sosialis. Negara sosialis akan mengatur masyarakat demikian rupa, bahwa yang bekerja lebih baik dan lebih banyak hasilnya akan menerima lebih banyak juga dari pada hasil masyarakat.
Menurut
kacamata sosialis, berkerja adalah kewajiban sekaligus kehormatan tiap warga
masyarakat yang mampu bekerja. Para buruh yang melakukan kerja fisik dan mereka yang duduk dalam pimpinan perusahaan,
dalam sosialisme adalah anggota-anggota suatu kesatuan kolektif produksi. Mereka
bukanlah atasan-bawahan, tapi semata-mata dua pihak yang sama-sama
berkepentingan akan produksi dan peningkatan produksi.
Alasan ke-71: Karena berkerja menjadikan kita terhormat dan mulia
Dengan berkerja yang halal, kita akan terpandang di sisi Allah dan
masyarakat. Ibnu Abbas menuturkan sebuah hadits, bahwa: “Apabila Rasulullah saw melihat seseorang, kemudian merasa takjub, maka
beliau bertanya, Apakah ia bekerja? Jika orang-orang menjawab
tidak; maka laki-laki tersebut akan jatuh hina di mata beliau”. Rasul sudah mengingatkan: ”Jika
seorang mukmin tidak memiliki kerja, maka ia akan hidup dengan mengandalkan
hutangnya ” [19].
Kisah berikut begitu jelas [20]. Rasulullah SAW baru pulang dari
peperangan. Ketika tiba di Madinah, beliau disambut banyak orang. Begitu beliau
datang, ada seorang penjual air yang mendekati Nabi SAW hendak mencium tangan
beliau. Akan tetapi, Nabi SAW tidak mau menerimanya, sebaliknya beliau
mengambil tangan penjual air itu untuk dicium. Ketika bersentuhan tangan dengan
orang itu, Nabi SAW merasakan tangannya kasar sekali. Lalu, Nabi SAW bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?” Orang
itu menjawab, “Yaa Rasulullah, kerjaan
saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu
hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah kepada keluarga saya, karena itulah
tangan saya kasar.” Begitu melihat tangan yang kasar karena mencari nafkah
yang halal, Nabi menggenggam tangan itu, dan menciumnya. “Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada. Inilah tangan yang tak akan
pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya”. Tangan yang tidak pernah
disentuh oleh api neraka adalah tangan yang melepuh karena bekerja keras
mencari nafkah yang halal. Kulit yang dicintai ialah kulit yang menghitam
karena dibakar terik matahari.
Hal yang sama terjadi terhadap puteri Rasulullah
SAW, Fathimah Azzahra. Ketika Rasulullah tengah duduk bersama orang banyak,
Fathimah datang, lalu Nabi SAW berdiri menyambut puterinya dan mengambil tangan
Fathimah serta menciumnya. Mengapa Nabi SAW melakukan itu? Ketika hendak
berangkat ke masjid, Salman al-Farisi mendengar tangisan anak-anak kecil, yaitu
Hasan dan Husain dari rumah Fathimah. Saat singgah di rumah itu, ia melihat
sang ibu sedang sibuk menggiling gandum, dan tidak ada yang membantunya untuk
mengurus anak-anaknya. Salman melihat tangan Fathimah kasar, melepuh karena
setiap hari bekerja keras tanpa seorang pun yang membantunya di rumah. Fathimah
Azzahra sudah terbiasa bekerja keras tiap hari sambil mengurus anak-anaknya,
bahkan pernah bekerja merajut (memintal) benang di rumah orang Yahudi, yang
upahnya adalah sebungkus gandum yang dibuat roti untuk berbuka puasa.
Alasan ke-72: Karena semua pekerjaan baik adalah terhormat.
Rasulullah tidak pernah merendahkan pekerja rendah
dalam bentuk ungkapan seperti apapun. Sebaliknya, pekerja kasar begitu
dihargainya. Itulah kenapa ia mau-maunya mencium tangan Sa’ad yang kotor,
kasar, dan mungkin juga bau sehabis bekerja seharian, dan menyatakan bahwa
inilah tangan penghuni surga.
Saya catat ungkapan ustadz tempat saya ”ngaji”, bahwa
”semua perbuatan mulia adalah ibadah,
namun tidak semua apa yang kita sangka sebagai ibadah menjadi perbuatan mulia”.
Demikian pula ungkapan Dalai Lama: ”Agama
saya sangat sederhana. Agama saya adalah kebajikan. Berbuat baiklah jika memungkinkan.
Sebenarnya, itu selalu mungkin”.
Alasan ke-73: Berkerja meningkatkan martabat
Derajat
kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat
bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda: ”Khairunnas
anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak
mamfaatnya bagi orang lain” [21]. Jika ingin mengukur sejauh mana derajat
kemuliaan akhlak kita, maka tanyalah sudah sejauh mana nilai manfaat kita untuk
orang lain. Menurut istilah Emha Ainun
Nadjib [22], tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia
wajib, sunnah, mubah, makruh, atau malah manusia haram?
”Manusia
wajib” cirinya adalah keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfat, dan
jika ia tidak ada orang merasa kehilangan. Kehadirannya membuat orang merasa aman darinya. Ucapannya senantiasa
terpelihara dan hemat kata-katanya, lebih banyak berbuat daripada berbicara, sedikit
kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, sangat nikmat kalau
berbuat kebaikan, selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah,
membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT.
Sementara
”manusia sunnah”, meski keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak orang
tak rindu. Sebaliknya, ”manusia mubah” ada tidak adanya tidak berpengaruh,
kehadirannya tidak signifikan memberi manfaat namun meski juga tidak membawa
mudharat. Pada ”manusia makruh”, keberadannya justru membawa mudharat; apalagi
“manusia haram” yang keberadaannya adalah musibah dan ketiadaannya justru
disyukuri.
Dalam konteks
gender, perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, karena pekerjaannya tidak
kurang penting dengan yang dikerjakan laki-laki. Untuk wanita: janganlah malas.
Jangan berpangku tangan karena bosan, malas, dan tunduk kepada kelalaian [23].
Tetapi bangkitlah, rapikanlah rumah dan
perpustakaan pribadi anda. Tunaikanlah tugas anda, dirikanlah shalat, bacalah al-quran
dan buku-buku yang berfaedah. Duduklah bersama-sama para tetangga dan
teman-teman anda. Diskusikan hal-hal yang dapat mendekatkan diri pada Allah.
Di masa
nabi dulu, perempuan diizinkan berkiprah
dan beraktivitas tanpa batas di sektor publik, seperti Khadijah (istri Nabi)
dan Qailah Umm Bani Ahmar. Keduanya dikenal sebagai perempuan pengusaha yang
sukses. Umm Salim binti Malhan bekerja sebagai penata rias. Zainab binti Jahsyi
(istri nabi) bekerja sebagai penyamak kulit. Asy-Syifa adalah perempuan pertama
diserahi tugas oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai manajer yang mengelola
pasar Madinah. Bahkan, ada seorang perempuan bernama Raitah (istri sahabat nabi)
bekerja demi menghidupi suami dan anaknya. Perempuan-perempuan lainnya seperti
Umm Salamah (istri Nabi), Safiyyah, Laila al-Gaffariyah, dan Umm Sinam tercatat
sebagai aktivis dan relawan kemanusiaan di medan perang menolong prajurit yang
cedera dalam peperangan.
Oleh
karenanya kita temukan dalam sejarah Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW, para
muslimah pun mengerjakan tugas-tugas kerumahtanggaan. Fatimah putri nabi
bekerja tidak ringan di rumahnya. Ia membuat roti sendiri di rumahnya mulai
dari menumbuk bahan gandum hingga membakarnya. Asma binti Abu Bakar membantu
suaminya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, memberi makanan kuda, membawa
air ke kebun suaminya berjalan kaki sekitar lima kilometer. Semua ini
berlangsung di masa nabi. Beliau mengetahuinya dan tidak memberikan koreksi
atas kebiasaan yang berlaku.
Alasan ke 74: Karena perlu upaya tertentu agar do’a terkabul
Agar do’a terkabul, pilihan kata, bahasa, dan lafaz
bukanlah yang utama. Yang jauh lebih penting adalah upaya kita untuk sampai kepada
laku berdo’a tersebut. Agar do’a makbul kita harus memenuhi banyak syarat,
mendapatkan tempat yang makbul, waktu yang makbul, dan kondisi sedemikian.
Agar do’a terkabul hindari perut dari memakanan
barang-barang haram, berdoa dengan khusyu, dan mengetahui waktu-waktu kapan do’a
lebih dikabulkan, yakni di
tengah malam yang sunyi, setelah shalat
fardhu, sepertiga
malam sampai fajar, di antara adzan dan iqamat, di waktu sujud, di bulan
Ramadhan, dan di malam lailatul qadar.
Allah juga memberi perhatian khusus pada mereka yang karena besarnya pengorbanan
dan pengabdiannya, akhlak yang mulia, tabah mencari kebenaran, dan bersedekah
sebelum berdo’a. Allah mengistimewakan kedua orang tua yang mengasuh, mendidik,
dan menafkahi anaknya dengan penuh kasih sayang, musafir yang bepergian untuk tujuan
baik mulia, orang yang menolong orang lain yang dalam kesempitan, seorang
muslim yang mendoakan teman dan saudaranya, orang soleh, dan anak yang berbuat
baik pada orang tuanya. Allah berjanji akan mengangkat ke atas awan, dibukakan
pintu langit, dan tak akan ditolak doanya; yaitu orang yang berpuasa sampai dia
berbuka, penguasa yang adil, dan orang yang teraniaya.
Jadi, selain cara, prasyarat, dan kondisi; teramat
penting ikhtiar atau usaha kita. Untuk berada di tempat-tempat yang dimakbulkan
perlu usaha. Demikian pula, tidaklah mudah untuk bangun di tengah malam.
Inilah alasan kenapa shalat subuh memiliki nilai yang
khusus. Karena memang tak mudah bangun pada waktu-waktu tersebut. Bahkan untuk
mengetahui tingkat ketakwaan sebuah lingkungan, Dr. Raghib As-Sirjani. penulis
buku ”Misteri Shalat Subuh” cukup menggunakan indikator berapa banyak warganya
yang shalat subuh di mesjid. Percuma banyak omong berlagak paling takwa, kalau
besok pagi-pagi ia tak nongol di
mesjid.
******
[1]
Hadits riwayat HR. Bukhari dan Muslim.
[2] National Geographic
Society, Powers of Nature, Washington
D.C., 1978, s.12-13)
[3]
Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe. 1985. “General Science”. Allyn
and Bacon Inc. Newton, Massachusetts. http://www.harunyahya.com/indo/buku/keajaiban3.htm
[5] Gerak: Sifat Universal Alam Semesta. 18
April 2009.
http://quantum-meditation.blogspot.com/2009/04/gerak-sifat-universal-alam-semesta.html
[6] Keteraturan di Langit. http://www.harunyahya.com/indo/buku/semesta006.htm
[7]
Gomez, Joan. 1980. Resep-Resep Umur Panjang (How not to die young). Penerbit
Gunung Jati, Jakarta.
[8] Hasil
penelitian Dr Phil Edwards dari London
School of Hygiene and Tropical Medicine Department of Epidemiology and
Population Health. Dipublikasikan dalam paper: Phil Edwards and Ian Roberts:
Population Adiposity and Climate Change. International Journal of Epidemiology
2009;1-5. Keeping Slim is Good For the Planet, Say
Scientists. 20 April 2009. http://www.lshtm.ac.uk/news/2009/keepingslim.html
[9]
Yohanes Surya. “Berjalanlah Bersama Fisika”.
http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=505&id=92
[10]
Sirsaeba, Anif. 2005. Berani Kaya, Berani taqwa: 15 cara menambah pundi-pundi
kekayaan berdasar Al-Quran dan Sunnah. Penerbit Republika, Jakarta. Hal. 232 dan 239.
[11]
Hadits Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi. Dalam: Sirsaeba, Anif. 2005. Berani
Kaya, Berani taqwa: 15 cara menambah pundi-pundi kekayaan berdasar Al-Quran dan
Sunnah. Penerbit Republika, Jakarta.
[12]
Hadits riwayat Bukhari, nomor 1470.
[13] Hal ini dinyatakan
oleh seorang Romo Katolik yang saya temui, dan saya percaya karena pasti ia
sangat memahami kitab sucinya.
[14]
Ignas Kleden. ”Kapitalisme,
Spiritualitas Keagamaan dan Etos Ekonomi”. Mengenang 100 Tahun The Protestant Ethic and The Spirit of
Capitalism Max Weber. Kedua ayat tersebut adalah terjemahan menurut Kitab Suci Komunitas Kristiani, Jakarta: Penerbit Obor, 2002.
[15] Hadits riwayat
Ahmad.
[16] Hadits riwayat HR
Tirmidzi.
[17] Hadits riwayat HR
Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah.
[18] Hadits Riwayat Ahmad dan Ibnu Asakir.
[20] Tangan yang
Dicium Rasulullah. Hikmah maulid Nabi SAW oleh Prof. DR.
Jalaluddin Rakhmat. Majalah Syi’ar Edisi
Rabi’al-Tsani 1424. http://tuban.wordpress.com/...
[21] Hadits riwayat HR.
Bukhari dan Muslim.
[22]
Tabloid Manajemen Qolbu Edisi 01 Th.II Mei 2001.
[23]
Aidh bin Abdullah Al-Qarm. 2004. Tips Menjadi
Wanita Paling Bahagia di Bumi. Maghfirah Pustaka, Jakarta.