Selasa, 25 Oktober 2011

Etika Kapitalisme dalam Islam

Tentang kapitalisme, sosiolog Max Weber yang sangat terkenal dengan bukunya The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, menilai bahwa Islam tidak menghasilkan kapitalisme. Tidak ada asketis dalam Islam, dan kapitalisme telah digugurkan dari kandungan Islam. Cerita miring tentang muslim juga kita dengar misalnya dari BB Harring, James L Peacock, Rosemary Firth dan Clive Kessler. Harring bahkan menyebut Islam sebagai pengganggu kultural (cultural intruder).Ada peristiwa-peristiwa kecil yang menarik , yaitu event dimana Rasul Muhammad SAW mencium tangan ummatnya. Maknanya jelas: ISLAM SANGAT MENGHARAGI PEKERJA KERAS. Menurut referensi sejauh ini, tidak banyak peristiwa Nabi Muhammad SAW mencium tangan ummatnya.


Namun pendapat Weber dinilai tidak ilmiah. Kritik ini tidak hanya datang dari kalangan Muslim, bahkan dari kalangan sosiolog sendiri. Paparan Weber mengenai etika Islam tidaklah benar dan analisanya dangkal. Salah satu sosiolog yang mengkritik Weber adalah Bryan S. Turner. Weber dinilai memperlakukan dan menafsirkan Islam secara faktual sangat lemah tidak seperti ia menganalisa calvinisme pada etika Protestan. Kritik lain datang dari Huff dan Schluchter yang menilai pencarian Weber tentang Islam belumlah tuntas.

Nurcholis Masjid pun sejalan dengan kritik ini. Kelemahan Weber adalah karena ia mengumpulkan bahan-bahannya itu hanya dari disiplin sosiologi Prancis, padahal pada orang-orang Prancis itu sosiologi Islam belum terwujud, karena hanya hasil karya pribadi-pribadi para pejabat kolonial untuk urusan pribumi, peneliti sosial amatir, dan kaum Orientalis; bukan dari kalangan sosiologi. Itupun terbatas kepada kawasan Afrika Utara saja. Hal ini pun didukung Marshall G.S. Hodgson, seorang ahli sejarah dunia dan peradaban Islam dalam bukunya “The Venture of Islam”.

Jauh setelah karya Weber tersebut, muncul beberapa tulisan yang menyebut adanya “etika Protestan” di kalangan Muslim. Misalnya dari pengamatan di kalangan Muslim Turki. Mereka menemukan sekelompok pengusaha sukses Muslim di satu kawasan. Tulisan ini menyebutnya dengan kebangkitan karena adanya “Calvinist Islam.”

Pertama adalah tangan sahabat Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Saat kembali dari sebuah perjalan, Nabi berjumpa dengan Sa’ad, dan memperhatikan tangannya yang kasar, kering, dan kotor. Ketika disampaikan bahwa tangannya menjadi demikian karena bekerja keras mengolah tanah dan mengangkut air sepanjang hari; serta merta Nabi menciumnya. Sahabat lain bertanya, kenapa baginda Rasulullah SAW melakukan hal itu. Rasulullah SAW pun menjelaskan, bahwa itulah tangan yang tidak akan disentuh oleh api neraka, pula tangan yang dicintai Allah SWT karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras menghidupi keluarganya.

Pada persitiwa lain, Rasulullah mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Mu’adz bin Jabal. Saat bersentuhan, beliau rasakan tangan itu begitu kasar. Beliaupun kemudian menanyakan sebabnya, dan dijawab oleh Mu’adz bahwa kapalan ditangannya karena bekas kerja kerasnya. Rasul pun mencium tangan Mu’adz seraya bersabda, “tangan ini dicintai Allah dan Rasul-Nya, serta tidak akan disentuh api neraka”. Dua tangan ini dicium oleh Rasulullah SAW, manusia termulia, padahal tangan itu bukanlah milik seorang kaya, orang berpangkat, syeikh, kyai, atau guru. Bukan pula tangan yang digunakan untuk menciptakan dan menulis ilmu atau mengangkat senjata. Ia hanyalah tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, buku-buku jarinya mengeras dan kapalan, dan warnanya hitam dan kotor; karena ia dipakai mencangkul, mengangkat, memotong dan menggenggam dengan kuat. Tangan karena pemiliknya bekerja keras.

Peristiwa terakhir adalah saat rasul mencium tanngan putrinya sendiri: Fatimah Az-Zahra. Ini bukan karena Fatimah adalah putri kesayangannya. Rasul melakukannya karena baru saja dilaporkan oleh sahabat yang kebetulan lewat di depan rumah Fatimah, betapa Fatimah telah bekerja sangat keras menggiling gandum di rumahnya untuk menyiapkan makanan bagi anak-anaknya yang terdengar menangis.

Mencium tangan, bagi sebagian kultur merupakan bentuk penghormatan sehari-hari yang lumrah. Ini adalah simbol penghormatan kepada pihak yang diposisikan lebih tinggi. Perkara mencium tangan pada sebagian ulama dipandang sebagai sunnah, meskipun berjabat tangan merupakan anjuran yang lebih kuat. Mencium tangan adalah bentuk ekspresi yang lebih emosional. Sebuah peristiwa menceritakan bagaimana dua orang Yahudi mencium tangan dan kaki Rasulullah karena kekagumannya atas kerasulan Muhammad SAW.

Begitu banyak bukti-bukti lain yang mementahkan pendapat Weber di atas. Semua dirangkum dalam buku sederhana dan dengan bahasa enak dibaca “Tangan-Tangan yang Dicium Rasul”, penerbit Pustaka Hira, Jakarta. Sept 2011. (Buku Tangan-Tangan yang DICIUM RASUL http://syahyutialasan.blogspot.com/)

in English:

Caliptalism Ethic in Islam

About capitalism, the sociologist Max Weber who is very famous with his book The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, considered that Islam does not produce capitalism. There was no ascetic in Islam, and capitalism has been aborted from the womb of Islam. Slanted stories we hear about Muslims as well as from BB Harring, James L Peacock, Rosemary Firth and Clive Kessler. Harring even mention Islam as a cultural intruders. There are small events of interest, ie events where the Muhammad kissed the hands of his community. Its meaning is clear: Islam like so much to HARD WORKER. According to the references so far, not many events of the Prophet Muhammad kissed the hands of his community.


But Weber considered unscientific opinion. This criticism came not only from Muslims, even among sociologists themselves. Exposure to Weber about the ethics of Islam are not true and superficial analysis. One of the critical sociologist Bryan S. Weber is Turner. Weber considered treats and interpret Islam in fact very weak not like he analyzed Calvinism on the Protestant ethic. Another criticism came from a judge Huff and Schluchter Weber searching about Islam is not yet complete.

Nurcholis  was in line with this criticism. Weber weakness is that he gathered the ingredients it's just the discipline of sociology France, when the French people that the sociology of Islam has not materialized, as only the work of individuals colonial officials for indigenous affairs, social researcher amateur, and the Orientalist; instead of the sociology. IBHS is limited to the North African region alone. This is also supported Marshall G.S. Hodgson, an expert on world history and civilization of Islam in his book "The Venture of Islam".

Weber's work long after it, appeared a few references to the existence of "Protestant ethic" among Muslims. For instance, from observations among Turkish Muslims. They found a group of successful Muslim businessman in the region. This paper calls it a revival because of the "Islamic Calvinists."

The first is a friend of Sa'ad ibn Mu'adh hands of al-Ansari. When returning from a journey, the Prophet met with Saad, and noticed that his rough, dry, and dirty. When informed that his hands became so because it worked hard to cultivate the land and transport water throughout the day; necessarily Prophet kissed it. Another friend asked, why did the king do that Prophet Muhammad. Prophet Muhammad also explained that it was the hand that will not be touched by the fire of hell, also the hand of a loved one due to Allah's hand is used to working hard to support his family.

On the other event, the Prophet held out his hand to shake hands Mu'adh bin Jabal. When touched, he felt the hand was so rude. Beliaupun then ask why, and answered by Mu'adh that callused hands as former hard work. Apostle as he kissed the hand Mu'adh said, "this hand loved God and His Messenger, and will not touch the fire of hell". Two hands are kissed by the Prophet Muhammad, the noblest man, but the hand that is not owned by a rich, rank, sheikhs, religious scholars, or teachers. Nor is the hand that is used to create and write science or take up arms. He just hands blistered and rough palms, knuckles harden and calluses, and the color is black and dirty, because he used to hoe, lifting, cutting and grasping it firmly. Hand because the owners work hard.

Recent events is when the apostle of his own daughter kissing tanngan: Fatimah Az-Zahra. This is not because Fatima is the beloved daughter. The apostle did so because recently reported by friends who happened to pass in front of the house Fatima, Fatima what has worked very hard to grind wheat at home to prepare food for her children is heard crying.

Kissing the hand, for the majority culture is a form of homage everyday commonplace. It is a symbol of respect to the parties that are positioned higher. Case kissed hands on some scholars regarded as sunnah, even shaking hands is a stronger recommendation. Kissing the hand is a more emotional form of expression. An event tells how two Jews kiss the hands and feet because of his admiration for the Prophet Muhammad's apostolate.

So much other evidence that undermines Weber's opinion above. All summarized in a book with simple and readable language "Islamic Miracle of Working Hard" publisher Manna and Salwa, Jakarta. February 2011. (http://syahyutialasan.blogspot.com/). ******